Pertanian Impian (Part 2)
and the story goes…
Sahabat blogger, hari ini kita lanjutkan jalan-jalan kita di Metrolina Greenhouses.
Bagi yang ketinggalan, bisa lihat cerita perjalanan hari pertama di Pertanian Impian (Part 1), agar tidak terlalu bingung.
Setelah kita kemarin berjalan-jalan dan mengenal berbagai alat-alat super canggih yang mengisi Metrolina Greenhouses, sekarang kita masuk ke tahapan perawatan tanaman dan peralatannya.
Ini adalah gudang yang berisi tanki mixer dan injektor besar, hmmm…seperti pompa yang mengatur kosentrasi pupuk yang mengalir dalam air, dipadu dengan pipa-pipa besar menyokong proses penyiraman. Setiap air yang mengalir di greenhouse ini dipastikan mengandung unsur hara. Penyiraman setiap hari secara tidak langsung juga memupuk tanaman.
Ini adalah proses Flooding, atau perendaman pot dengan air (plus hara) yang dilakukan dengan injektor besar di atas. Air akan keluar dari lubang-lubang pada floor, dan akan merendam pot pada volume tertentu. Jika telah selesai air akan dihisap kembali ke pompa besar. Lagi-lagi proses ini dikendalikan oleh komputer bermonitor besar dan touchscreen pula, pekerja bisa mengetahui pada section berapa dan berapa lama flooding sedang berlangsung. Proses ini bertujuan meminimalisir terbuangnya air hara. Dari proses ini kita bisa tahu menyiram tanaman tidak harus membasahi daun ๐
Alat penyiram ini disebut Boom. Jika kelembaban turun dan tanaman terlihat layu, maka boom menjadi strategi penyiraman cepat dan ringan yang menanggulangi masalah ini. Boom yang bergerak maju mundur ini dikendalikan juga dengan komputer. Kita bisa mengatur berapa kali boom akan bolak-balik. Tekanan air pada boom sangat besar untuk menyemburkan partikel halus air sampai ke tanaman.
Jika tadi adalah penyiraman tanaman yang diletakkan di floor, bagaimana dengan tanaman basket yang digantung di echoes?
Areal echoes mempunyai tanki mixer dan injektor khusus, karena pot pada echoes lebih cepat kering, sehingga diperlukan alat penyiraman “pribadi” yang bekerja sepanjang hari.
Setiap baris echoes mempunyai 2 level, setiap level mempunyai penyiram masing-masing. Pipa ber-nozzle ini dibuka dan bersamaan dengan dijalankannya sistem echoes, membuat pot masing-masing akan berputar melalui penyiram. Jika kita selesai tinggal mematikan kran dan echoes-nya. Lalu jarak antar pot akan membuat air terbuang??
Lihat benda kecil berwarna biru disamping kepala penyiram, itu adalah sensor yang mengatur keluar tidaknya air. Saat sensor mengenali pot atau tanaman dihadapannya, maka air akan keluar, dan stop dengan automatis saat sensor hanya mengenai udara kosong. Begitu seterusnya. Canggih bukan? ๐
Untuk pot basket yang diletakkan tanpa bantuan echoes, makan penyiraman dilakukan dengan Drip irrigation atau irigasi tetes. Pipa di atas pot akan meneteskan air hara secara cepat. Pengaturan waktu penyiraman, lama penyiraman, dan section yang disiram di atur dengan komputer. Jadi jangan heran saat subuh tanaman ini sudah tersiram secara automatis karena adanya penjadwalan dengan komputer. ๐
Jika pada malam hari di musim panas diprediksi akan terjadi aliran udara panas kering yang berbahaya bagi tanaman. Maka dilakukanย “Cold Fog” dengan alat di atas yaitu pengkabutan dengan air dingin yang sekaliguas melembabkan udara dan biasanya sekaligus sebagai sarana penyemprotan pestisida.
Wilayah ini disebut Belt. Wilayah para shipper atau tim panen. Tanaman yang sudah layak panen dikumpukan di tempat ini, kemudian tanaman akan bergerak ke arah sisi dimana shipper akan menunggu dan mengambil tanaman. Di atas adalah belt kosong yang terdiri dari kabel besar bergerak dan roda penyangga. Lagi-lagi sensor akan mengatur gerak kabel ini.
Penyiraman wilayah belt dapat menggunakan boom atau rainbird, tiang sprinkler yang menghadap ke atas sehingga turun menyerupai hujan yang luas jangkauannya (gambar di atas).
Ini adalah contoh kawasan belt yang dibekali boom kecil yang bergerak juga bolak-balik automatis.
Tim shipping akan berkumpul di tepi belt dan mengumpulkan pot di dish, rak besi seperti pada gambar kemudian menariknya dengan cart, seperti kereta yang panjang.
Alat ini bernama Crane, alat angkat yang berfungsi memindahkan dan menyusun table-table besi berisi pot. Alat ini memiliki kemudi di dekat operatornya, maju mundur, naik dan turun. di ujung bawahnya crane memiliki pengungkit untuk meraih “telinga” table. Setiap baris table memiliki crane masing-masing.
Crane yang sedang bergerak ke tengah barisan, gerak crane tidak mengganggu table di bawahnya dan echoes di atasnya.
Selain penyiraman, tentu juga ada penyemprotan pestisida dan hormon yang dilakukan dengan alat ini.
Sprayer berlengan panjang ini akan di angkat dengan crane kemudian bergerak pelan dan sekaligus menyemprotkan bahan kimia dari nozzle-nozzle di sepanjang lengannya. Menyerupai penyemprotan yang dilakukan pesawat terbang di tivi ๐
Ini adalah kegiatan Drenching. Kegiatan penyiraman hormon pada media tanam. Table akan diangkat dengan crane, diletakkan pada track, kemudian digerakkan secara manual melaui alat drenching/penyiram.
Well, selesai juga jalan-jalan kita di greenhouse ini. Semoga kita dengan melihat ilmu dan teknologi yang serba automatis di greenhouse ini membuat pikiran kita sedikit terbuka dalam memandang pertanian sebagai salah satu potensi negeri kita.
Saya percaya akan ada masanya negara kita bisa semaju negara-negara besar lainnya. Amin.
Dalam kesempatan ini saya juga ingin berterimaksih kepada Metrolina Greenhouses yang telah memperkenankan saya untuk mengambil gambar. Juga kepada semua model baik yang sengaja maupun tidak nampang di gambar ini. Kepada teman saya Liza Claudia dan Emily Bosch atas sumbangan gambarnya.
Salam Kebun!
Wooooggghhh…. Kereeennnn….. (melongo)
berharap Indonesia ada yang kayak gitu tuh. Jangankan cuma pertanian, mungkin bunga2 indah yang banyak banget di Indo bisa juga tuh. Apalagi di wilayah timur kan masih banyak yang asli dan indah.
Sumpah ni greenhouse pastinya mantep banget dibanding yang ada di kebun raya bogor. hehehe… *ngebandingin kejauhan* :p
26 November 2010 at 2:15 PM
Ikutan juga ah melongo… Hahhahahaha…. ๐ salam kenal
26 November 2010 at 3:14 PM
PERTAMAX has been saved.
26 November 2010 at 2:51 PM
Maaf ya bumi, anda gagal pertamax, di atas bumi telat di moderasi, wkakakakaka… ๐
26 November 2010 at 3:16 PM
Sprayernya bentuknya lucu.
Tabung’e iku lho, berasa kyk gagang pistol ya?
26 November 2010 at 2:55 PM
Wah, fotonya kurang narsis.
Itu Prime Cyber ya? Bukan Primeedges, kan?
^^
Oh ya, server Catatan Bumi sdg galat.
26 November 2010 at 2:56 PM
Wkakkaka,,,makanya jgn suka ngerjain orang tua… ๐ ๐ ๐
eh galat itu istilah statistika lho,,,gakgakgak…. [koprol dulu ah] ๐
26 November 2010 at 3:19 PM
Wah, kalau saya pernah ngerjain mas’e
Maaf yoo..
Wedi dihisab iki aku tha…
27 November 2010 at 11:43 AM
Gak lha, cuma becanda…happy blogging, mudahan gak galat lagi ๐
27 November 2010 at 3:15 PM
waaaahhh mantap bangeet niih
salam kenal
26 November 2010 at 3:30 PM
Salam kenal juga…
26 November 2010 at 6:11 PM
Ck..ck..ck.. luar biasa…!!
saya senang dengan kalimat..
“Saya percaya akan ada masanya negara kita bisa semaju negara-negara besar lainnya. Amin.”
optimisme yang harusnya dimiliki setiap anak negeri, kita punya potensi, tanah yang subur dan luas, air yang melimpah, bibit tanaman bermacam2, SDM-SDM cerdas dibidang pertanian, saya yakin kita bisa..!!!
26 November 2010 at 3:43 PM
Iya mbak Iyha, saya juga sempet takjub, hehehehe…
Semoga ya mbak, amiiinnnnn….
26 November 2010 at 6:13 PM
WAAAH, kayaknya kalo saya kesitu bakalan betah deh gak mau kluar2….
๐
salam kenal ya…
salam kebun jg
26 November 2010 at 4:20 PM
Hahahahahha…. bener tuh, saya juga betah disana… ๐
Salam kenal juga! Salam kebun!
26 November 2010 at 6:15 PM
“Kepada semua blogger BLOGSPOT!!!!
maaf belum bisa BW, internet sementara ini lemot, mau ngeluarin kolom komen nunggu ampe nungging gak keluar2 harap maklum”
26 November 2010 at 6:46 PM
Part 2 semakin keeeeeen…
Alat2 berat….
26 November 2010 at 6:29 PM
Eh, bunga2nya indah…..
26 November 2010 at 6:32 PM
Yoi coyyyy >>>ngikutin putri, ๐ ๐ ๐ selamat menikmati ya…
26 November 2010 at 6:48 PM
semua peralatan pendukungnya serba canggih dan computerized, pantaslah kalau pertanian di Metrolina Greenhouse ini begitu hebat dan terkenal.
cuma bisa mengkhayal, kapan ya negeri kita yg katanya negara agraris bisa mencapai thap pertaniannya secanggih ini?
( mungkin cuma mimpi? who knows? ) ๐ฆ
salam
26 November 2010 at 7:33 PM
Iya bund…saya juga pengen mindahin itu Gh ke Indo, hahahahah…. canggih soalnya gak repot ๐
26 November 2010 at 8:07 PM
Waw …
efisien banget ya Prim …
Fully Automated …
KIta harus berfikir dua tiga kali nih jika ingin diterapkan di Indonesia … karena ini tidak Padat Karya
Hanya membutuhkan sedikit tenaga kerja …
Salam saya Prim
26 November 2010 at 8:22 PM
Bener om…repot ya, padahal di indo byk manusia yg butuh kerja… makanya pekerja disana mostly skilled ๐
Salam om ๐
26 November 2010 at 9:01 PM
kerelaan hati untuk mendidik masih kurang di Indonesia, semua masih terfokus pada Materi dan materi, dan salary terlalu rendah.
waktu saya bilang saya ngajar anak-anak jalanan, kok tanggapan banyak yang negatif ya.. SOKKK katanya.. tapi saya cuek…rejeki saya kan masih mengalir dari selokan yang lain
xixixixxi
kembali ke pada hati dan kemauan untuk maju sajalah. kalau pemikiran terus seperti ini.. ya beginilah sampai selamanya.
27 November 2010 at 9:56 AM
Prime tahu gakkkk
Gw kan akrab sama dunia perkebunan
Kelapa sawit khususnya
Selama ini semua dilakukan dengan kulilogi
Kalau apa yang lo gambarkan saat ini jadi kenyataan di indonesia,, gw yakin amat sangat yakin
Kalao perkebunan kita akan jadi maju
Tapi bener kata inyiak
Kalao ini jadi kenyataan
Kasihan juga para kaum marginal mereka akan semakin terpinggirkan
Sperti biasa
Foto-foto lo bikin gw kagum,, oh iya tadi mbak iyha kasih ide gila ttg lo dan gw
Kerennnnnn
Banget
26 November 2010 at 10:00 PM
iya, iya gw percaya…wkakakakka…
iya serba salah memang, kaya buah simalakama, hihihiihihhi…
Ide apa? curiga ๐ฟ gw bakal dizolimi… GakGAKgaKGakkkkk
27 November 2010 at 7:26 AM
Kolaborasi….idenya Mas Prima, doi kan punya ilmu technik di bidang kamu yg bagus say ya wes bajak saja ilmunya, wakakakkakak
biar nggak kulilology lagi…
27 November 2010 at 7:48 AM
๐ hmmmm… hahahahahah….
27 November 2010 at 8:42 AM
ha…..ha….ha….ha..
iyaoooo (^_^) tapi bukan ilmu tani,,
ilmu komik,, ๐
27 November 2010 at 12:17 PM
Wow…
Untuk negara maju dimana harga tenaga kerja begitu tinggi namun harga jual juga cukup tinggi, modernisasi seperti ini (yg sepertinya memakan biaya tinggi, untuk investasinya) masih masuk tingkat skala ekonomis. Kira2 kalau di Indonesia seperti apa ya? Apa bisa diterapkan dan cukup ekonomis..?
27 November 2010 at 7:52 AM
See ?
Pemikiran saya sama dengan Mas Nug nih
Salam saya
27 November 2010 at 10:46 AM
Iya mas nug, om NH, kalo sekarang rasanya tdak mungkin, mengingat nilai jual indo yang rendah, selain itu daya beli masyarakat terhdap tanaman masih rendah, pasti mereka lebih baik menanam sendiri atau beli yang lebih murah. nah kecuali untuk ekspor, sperti di Thailand, produknya memiliki kualitas internasional, mereka bagus dan ketat dalam quality control, sehingga produknya mampu bersaing di pasaran dunia. cmiiw ๐
27 November 2010 at 12:48 PM
Yuk jadikan Indonesia lebih hebat! ๐
27 November 2010 at 9:11 AM
Yuk mari ๐
27 November 2010 at 2:36 PM
Jika para pakar teknologi mengembangkan dari hal kecil dan membantu petani yang buta akan teknologi, maka kedepan pertanian kita bisa mencapai seperti yang tertulis di atas, lebih juga bisa, mengapa tidak.
Saya pernah menulis tentang seseorang, yaitu abang saya sendiri
27 November 2010 at 9:45 AM
banyak pakar yang tidak kekurangan materi, tetapi masih tetap berpikir seribu bahkan sejuta kali untuk membagi ilmunya demi perkembangan negeri ini.
sangat disayangkan bukan??
dan ternyata hasil karya anak bangsa kurang dihargai dan diperhatikan oleh pemerintah, sehingga kecenderungan berkarya di negeri orang lebih besar. pastinya seseorang juga butuh apresiasi.
halah… saya ini sok tau deh
27 November 2010 at 9:49 AM
waktu saya kuliah pertanian, masih menggunakan Gembor (alat penyiram) dan juga cangkul untuk bertanam.
di laboratorium untuk melakukan sterilisasi bakteri dan jamur bahkan membuat media juga harus ngantri….fasilitas yang minim inilah yang membuat lambat untuk maju.
27 November 2010 at 9:51 AM
Iya mbak, banyak sekali rintangan dan tantangan ya… gampangnya aja, kenapa habibie betah di jerman… karena dia merasa dihargai dan berkembang disana… ๐ฆ
27 November 2010 at 2:34 PM
Salute,,, kapan Indonesia seperti itu yaa??
Indonesian Green makin lama semakin gundul ๐ฆ
27 November 2010 at 10:58 AM
Mari mbak kita doakan bersama… ๐
27 November 2010 at 2:35 PM
Woooow….!!!
Sempat terpana beberapa menit membacanya, dan gak nyangka dengan foto-foto di atas..
Keren abizz!!! Kapan ya indonesia bisa seperti itu? ๐
Salam Masyhury
27 November 2010 at 12:47 PM
Hahahahah… saya juga sempat terpana mas waktu liat…
salam kenal!
27 November 2010 at 2:52 PM
Luar biasa.. pasti waktu siang segar sekali ya.. banyak O2nya he he..
27 November 2010 at 4:20 PM
Keren banget ya prim.
Hanya saja masalah yg dialami oleh perekonomian kita sangat dilematik.
Semoga ke depan kita semua lebih baik lagi….
29 November 2010 at 8:48 AM