Frames, Green, Rustle and Sweet Tea

Nature

Jump!

😀

Let’s have fun in photography!

*

#hasil iseng rotate badan lanjut rotate gambar…


Next time

 

I’ll catch you next time…

 


Weekly Photo Challenge: Morning

Yiiaaayyy! Morning is easy theme of weekly photo challenge this week! Let’s see morning view in the places I had ever been…

 Morning in Bogor, West Java (Salak Mountain as background)

*

Morning in Bondowoso, East Java

*

Morning in Pelaihari, South Kalimantan

*

Morning in Tabanio/Takisung, South Kalimantan

*

Morning in Kepulauan Seribu, Jakarta

*

Morning in Bandar, Brunei

*

Morning in Apopka, Florida

*

Morning in Huntersville, North Carolina

*

Morning in New York City, NY

*

*

*

😀

That’s all!

This slideshow requires JavaScript.

PS: Ternyata sebelum kenal Om NH, aku juga bisa gaya sedakep! *ngeles padahal aslinya kedinginan 😛


Here

Dear humans,

Here…

where I drink at…

Regards,

Hen

***

Thanks to Kang Alam for the inspiring challenge! 🙂

*

PS: Picture was taken in an island in Kepulauan Seribu, Jakarta


Dalam Darma

Di gunung…

*

Di laut…

dalam darma…


Ibu Guru

Ibu Dewi, begitu kami memanggilnya. Guru muda pengajar Bahasa Inggris di sebuah sekolah di pedalaman Kecamatan Takisung, Tanah Laut. Pagi itu, Ibu Dewi bersantai menikmati indahnya dermaga dan muara sungai sebelum memulai pelajaran. Selamat mengajar bu!


Ambungan Siang Itu…

Edited with photomerge (PS), color by LR.

Ambungan, nama sebuah desa di pinggiran kota Pelaihari. Berlatar gunung keramaian, sawah luas membentang sejauh mata memandang. Dan siang itu, saya sedang menyantap makan siang, mari! 😀

PS: Anda tidak puas dengan ukuran gambar? klik gambarnya untuk melihat ukuran yang lebih besar 😉

 


Weekly Photo Challenge: Water

Splashing water

a souvenir from rainy day…


Weekly Photo Challenge: Wildlife

Wildlife? Again! I found the theme of this week is so difficult, yet really challenging! 😆 For me now, who’s living in Kalimantan, where’s jungle and wildlife surely exist. I was thinking to go somewhere like a jungle nearby and find such cute animals like deer, monkey, or beautiful bird, instead of boar, wild dog or even giant snake! Those last three I mentioned are an enough reason for me to keep apart from their nest 😛

Thus, I chose 4 pictures from my collection, hoping they would be good enough for “wildlife theme” Check them out!

I ever posted long time ago some of wildlife I saw in North Carolina Zoo here, but I have never posted this one. I took the picture from outside  a big paludarium where’s some of colorful and poisonous frogs living in.

**

She is Ingrid, my friend from Nicaragua, standing next to a safari car of NC Zoo. I think this is also typical wildlife style. The popular car I saw in every africa wildlife film! 😆 but, yeah without that cute color of course! 😀

**

Where do you think this place should be in? 😀 You can find it behind a rectorate of my university (IPB). If you walk down to rectorate building from the library, you’ll pass the LSI bridge, with Lake LSI on the left and this jungle view on the right. It was still early morning when I took the picture, that’s why you can see the fog made the view really picturesque!

**

I don’t know what bird it is. I got it on a tree behind my house. One of many kinds of bird sang and flew around everyday here. Lovely one! 🙂

Salam Jepret!

*All pictures edited with Lightroom 3.3 & Photoshop Cs5


Sejenak yang Sederhana

Sahabat,

Pagi ini tidak ada kejadian spesial di rumah saya. Jam menunjukkan pukul 10 pagi. Listrik sudah padam semenjak satu jam yang lalu. Laptop saya pun perlahan menunjukkan ikon low battery tanda bahwa laptop akan juga segera padam. Tidak lama akhirnya si laptop pun menghibernatekan diri.

Saya beranjak dari dalam kamar. Hmmm…sudah lama rasanya saya tidak duduk-duduk di teras rumah. Meskipun belum jenuh rasanya saya bergumul dengan laptop dan internet setiap pagi, tetapi pemadaman listrik ini membuat saya mati gaya, mau tidak mau saya cari kegiatan lain untuk sekedar mengahabiskan waktu. Setelah sekian lama tidak menikmati suasana halaman rumah, jadilah saya putuskan pergi teras di samping rumah.

 

 

Pagi ini, di luar matahari pagi sedang bersinar cerah. Hanya ada sedikit mendung di beberapa titik, tetapi tidak mengurangi birunya langit Kalimantan pagi ini. Saya duduk berselonjor pada lantai yang belapis tikar rotan. Angin berhembus sepoi-sepoi, angin kering yang khas dan sedikit hangat. Saya melihat jauh ke sekeliling, pohon berayun-ayun sesekali, burung-burung hilir mudik sambil berkicau. Pohon kelapa dan daun pisang melambai-lambai seperti sedang memanggil angin untuk datang lagi.

 

Ada aroma seperti asap dan sesekali bau kandang sapi milik tetangga jauh tercium samar-samar, hilang pergi tertiup angin. Angin juga membawa aroma kayu dan pandan wangi yang tumbuh subur di halaman. Wangi khas sebuah pedesaan.

 

Sesekali motor dan sepeda lewat di jalanan depan rumah menghasilkan bunyi raungan mesin dan derit roda. Sekawanan sapi asyik merumput jauh di sana. Adik saya dan teman-temannya asik bermain sepak bola di tanah kosong dekat halaman samping. Teriakan, sorak dan tawa bercampur dengan gemerisik bunyi daun-daun dan gesekan ilalang yang ditiup angin.

 

Saya hanya diam. Sesekali terpejam dan mengambil nafas panjang. Mencoba meresapi, menikmati dan menyatu dengan apa yang ada dengan sederhana.

 

 

Sahabat,

Sudahkan sahabat meluangkan waktu sebentar seperti yang saya lakukan?

Tanpa melakukan apa-apa, hanya duduk dan sejenak menikmati hari ini dengan sederhana.

Hari terakhir di tahun 2010.

Kadang beranjak dari segala perhelatan kerja dan keasikan dunia fana untuk menikmati alam dan segala isinya secara sederhana seperti ini,  dapat memberikan ketenangan hati, kesegaran pikiran, keinsyafan dan rasa syukur.

Meskipun itu hanya sejenak. Sejenak yang sederhana. Sejenak yang penuh arti.

***

 

Happy New Year 2011!

Semoga tahun yang baru ini memberikan semangat baru dan kesuksesan yang baru!


Jalan-Jalan ke Pedesaan Kalimantan

Akhirnya kita bisa jalan-jalan lagi!

“Prim, anterin mama ke kondangan ya?”

“Kok gak bareng papa?”

“Aduh kondangan lagi padet, jadi harus dibagi-bagi orangnya.”

“Emang ke mana, ma?”

“Agak di pedalaman, deket gunung”

Jadi deh minggu kemarin saya asoy geboy naik motor pergi ke kondangan sama si mamah. Niatnya sih kondangan, cuma sekali kondangan, 100 jepretan terlampaui..wkakakakkaka…

Saya memang sengaja membawa kamera, karena si mamah bilang pedalaman deket gunung, pasti banyak objek bagus kan !

Desa itu bernama Panjaratan, di kaki gunung Karamaian, kira-kira 20-30 menit dari kota Pelaihari.

Btw, tidak ada yang menarik untuk di foto dari acara kondangannya, pengantinnya malah ngilang ganti baju, jadi gak satupun gambar yang saya ambil, hehehehe…

Sesi pemotretan ini dimulai saat perjalanan pulang dari kondangan tersebut. Ayo ikut !

Pengantar: Harap bersabar untuk me-loading gambar, FLICKR sedang bekerja keras saat ini untuk mengeluarkan 39 foto terbaik saya secara bersamaan! 😀

DSC_3821 copy

desa di kalimantan (2)

desa di kalimantan (3)

desa di kalimantan (4)

desa di kalimantan (5)

Sahabat jangan mengira rumput hijau itu adalah padi! 😀 itu benar-benar rumput atau alang-alang yang tumbuh di atas rawa, sebenarnya rawa ini adalah pelebaran dari sungai yang apabila banyak hujan akan meluap luas sampai menyerupai rawa. Tanah yang sedikit tinggi tentu saja tidak akan tergenang.

Sungai di kalimantan selatan umumnya berwarna cokelat. Mungkin selain karena tanahnya yang berwarna kemerahan, juga karena banyaknya penambangan intan yang “mengaduk-ngaduk” tanah sungai sehingga airnya menjadi keruh.

Jalan beraspal sudah ada di desa ini, tetapi untuk dapat bergerak gesit di perairan mereka menggunakan “klotok” yaitu sampan bermesin. 😀

desa di kalimantan (6)

desa di kalimantan (7)

desa di kalimantan (8)

Begitulah typical rumah mereka. Rumah Panggung. Rumah yang didesain untuk mencegah air masuk jika tiba-tiba air pasang. Saya cuma berguman apa tidak ada buaya atau anaconda yang tiba-tiba menerjang dari bawah ya? :mrgreen:
desa di kalimantan (9)

desa di kalimantan (10)

desa di kalimantan (11)

desa di kalimantan (12)

desa di kalimantan (13)
Pemandangan jembatan seperti ini banyak ditemukan di tempat ini. Penduduk di sini banyak berternak sapi. Mungkin karena mencari rumput lebih mudah 😀

desa di kalimantan (14)

desa di kalimantan (15)
Perjalanan dilanjutkan…

desa di kalimantan (16)

desa di kalimantan (17)

desa di kalimantan (18)

desa di kalimantan (19)
Saya masih dibuat kagum, bagaimana mereka membangun jembatan kayu yang menghubungkan satu rumah dengan rumah yang lain… Kalau begini susah kalau mau main bulu tangkis di depan rumah, kecuali main polo air 😀
desa di kalimantan (20)

desa di kalimantan (21)

desa di kalimantan (22)

desa di kalimantan (23)
Hmmm…gambar 22 adalah contoh rumah khas Kalimantan Selatan…
desa di kalimantan (24)

desa di kalimantan (26)

desa di kalimantan (28)
Di sepanjang jalan saya banyak menemukan ternak-ternak yang seliweran, ada sapi yang mau mandi, sapi menyeberang jalan, bebek-bebek yang berenang, atau sekedar kumpul gak jelas di tengah jalan 😀
desa di kalimantan (27)
Nah kalau ini biawak yang bertemu dengan kucing, suasana tegang seketika, saat saya dekati, kucing lari, dan biawak juga lari mundur 😀
desa di kalimantan (29)
desa di kalimantan (30)

desa di kalimantan (31)

desa di kalimantan (32)

desa di kalimantan (33)

desa di kalimantan (34)
Setelah keluar dari desa tersebut, jalanan mulai sepi dari rumah-rumah. Sepanjang jalan hanya hutan, banyak pohon pisang, karet dan durian.
Mendung semakin gelap, tiba-tiba hujan turun dengan deras, saya dan mamah berteduh di warung penduduk. Ternyata pemilik warung penduduk itu adalah ibu dari tetangga rumah, walah…akhirnya kita malah dihidangkan makanan dan minuman.
desa di kalimantan (35)
Ini adalah tape ketan hijau yang diwarnai dengan daun katuk, satu makanan khas orang banjar, plus kopi hangat di saat hujan… hmmm… rejeki! 😀
desa di kalimantan (36)
desa di kalimantan (37)

desa di kalimantan (38)

Setelah hujan reda kami pun melanjutkan perjalanan pulang.

Semoga jalan-jalan kali ini bisa menambah wawasan sahabat di sini…

desa di kalimantan

 

Salam Jalan-jalan!


Air Terjun Bajuin

Happy Weekend Bloggers!

Weekend ini saya gak kemana-mana sebenarnya, cuma saya sekarang mau cerita sedikit tentang jalan-jalan dadakan hari senin yang lalu. Pagi-pagi saya dapat sms dari teman lama sewaktu SD, Puput, yang tiba-tiba ngajak saya jalan-jalan ke Air Terjun Bajuin. Tentu saja saya menjawabnya dengan jawaban: YES!

Berangkatlah kita menuju tempat tersebut dengan membawa mobil. Singkat cerita gak ada teman lain yang bisa ikut, walhasil cuma kita berdua yang berangkat. Si Puput ini masih lengkap dengan baju rapi ala orang kantoran plus tas laptop, hahahhaha…karena sebenarnya siangnya dia harus segera back to work. Well, jam 10 kita berangkat dari Kota Pelaihari menuju ke Desa Bajuin.

Kira-kira 5 km (mungkin lho ya) jarak dari kota Pelaihari ke tempat wisata tersebut, 30 menit perjalanan dengan mobil (karena plus 4 kilo dari rumah ke kota, plus jalanan yg ancur :P). Saya sendiri sudah lupa seperti apa air terjun ini, terakhir saya kesana sewaktu SD, itupun rasanya tidak sampai puncak tempat air terjunnya.

Bajuin (2)

Ini salah satu gambar yang saya ambil sepanjang perjalanan menuju ke sana. Full dengan pemandangan pegunungan.

Sesampainya di tempat wisata itu suasana begitu sepi. Beberapa wisma penjaga atau pelayanan informasi juga seperti tidak terawat bahkan tidak ditempati, tetapi terdapat warung-warung penjual makanan yang masih tutup, maklum hari senin. Ya beginilah nasib pariwisata daerah, serba pas-pasan dan kurang dikelola dengan baik.

Bajuin (4)

Bajuin (11)

Di sekitar sini kami parkirkan mobil kami.

Wah, ternyata di dekat tempat ini ada sungai, yang merupakan aliran dari air terjun tersebut.

Bajuin (3)

Bajuin (5)

Bajuin (6)

Bajuin (7)

Bajuin (9)

Bajuin (8)

Bajuin (10)

Hmmmm….segar sekali rasanya menyentuh air pegunungan ini… tapi kami tidak bisa berlama-lama, perjalanan ke atas masih jauh. Kamipun segera bejalan menuju air terjun di bagian atas.

Bajuin (16)

Hehehehhe..itu Si Puput, saya adalah orang yang mengambil gambar sepanjang perjalanan ini.

Bajuin (13)

Ada Musholla… Perjalanan masih berlanjut…

Bajuin (12)

Bajuin (14)

Bajuin (15)

Sangat tropis guman saya…

Tidak sampai 100 m kami menemukan tangga menuju ke atas, jalan tanjakan di mulai dari sini.

Bajuin (17)

Bajuin (18)

Bajuin (19)

Tersedia tempat duduk jika kita merasa lelah di tengah jalan 😀

Bajuin (20)

Ups, setelah 200 m, tidak ada lagi jalan bertangga, kami harus melanjutkan perjalanan di jalan setapak yang licin…

Bajuin (21)

Bajuin (22)

Bajuin (23)

Bajuin (24)

Wow, di tengah jalan saya diberikan pemandangan yang tidak kalah indah, saya langsung mengambil gambar…

Bajuin (25)

Pohon besar dan pipa saluran air yang berasal dari air terjun…

Kira-kira sudah setengah perjalanan, kami menemukan tebing yang memberikan pemandangan yang indah…

Bajuin (26)

Bajuin (27)

Bajuin (28)

Sayapun mengajak Puput untuk bernarsis ria di tebing ini…

Bajuin

Wak!!!! Tiba-tiba apa yang saya takutkan terjadi!

Baterai kamera saya habis! 😯

Duh, inilah akibat karena rencana dadakan, jadi saya lupa mengecek kondisi baterai kamera…
Maka sahabat, sampai sini saja gambar yang bisa saya ambil, saya sendiri tidak sempat bernarsis ria 😦

Fiuhhh…sebenarnya perjalanan sempat dilanjutkan ke atas, hanya saja tidak benar-benar sampai di puncak. Kami memutuskan pulang karena melihat kondisi langit yang sepertinya akan hujan. Mungkin lain kali saya akan kembali dengan baterai kamera yang full dan jalan sampai ke puncak air terjun. Semoga.

Bajuin - Borneo

Pemandangan khas hutan hujan tropis di Kalimantan.
Gambar ini adalah gabungan dari dua photo yang digabung dengan fungsi Photomerge pada Photoshop.

Well, sampai di sini dulu jalan-jalannya.
Salam hangat dari pedalaman Kalimantan! 😀


Aku Kuat

Tuhan hari ini aku ingin mengaku, bahwa aku tidak setegar apa yang aku katakan… (Yesterday’s status on FB)

 

Sahabat Blogger, kemarin menjadi hari yang tidak terlalu meyenangkan bagi saya. Berawal dari kegiatan chat di skype oleh seseorang yang penting bagi saya dan masa depan saya. Inti dari percakapan itu bahwa dia tidak bisa menjamin apakah saya bisa benar-benear bekerja di tempat itu. Saya jujur sangat kecewa. Dengan kata lain saya 80% failed.

 

Sejenak berbaring di kamar yang sempit ini, laptop saya masih memperdengarkan lagu-lagu lama. Saya berpikir satu lagi ujian menimpa hidup saya, Saya Kuat begitu kata hati saya.

 

Tidak berapa lama, saya mendapat kabar bahwa seorang sahabat akan segera terbang ke US minggu depan untuk jangka waktu yang lama. *deg! Rasanya sedih tidak sempat berpamitan dan bersua sebelum kepergiannya. Ah, mengapa begitu cepat! Satu demi satu sahabat pergi menggapai impian masing-masing, sedangkan saya masih terbaring sendiri di kamar ini. Sendiri. Tanpa pekerjaan.

 

Saya Kuat kata saya lagi.

 

“Prim, rasanya HRD menginginkan orang yang mau bekerja dalam jangka waktu lama, karena ini bukan masalah jual barang, ini masalah jasa, dan mereka membutuhkan tanggung jawab moral..”

Satu lagi kalimat terngiang di telinga saya… Apakah dilema seperti ini akan selalu menghantui saya. Menunggu sesuatu yang lain tanpa kepastian.. sampai kapan?

Saya Kuat.

 

Seorang sahabat mengajak chatting, tetapi semua semangat yang diucapkan lewat tulisan-tulisan semakin membuat hati saya sakit. “Semangat Prim ! jangan sedih ya… ” Damn! Saya semakin labil. Saya segera berpamitan dari dunia chat dan memutuskan untuk tidur sejenak. Saya lelah.

 

Tuhan, saya mengaku saya tidak sekuat yang saya ucapkan. Mohon segera kirimkan ribuan balok es agar hati ini menjadi kaku dan setegar batu karang. Saya pun tak lama tertidur dalam doa.

 

Sebelum tidur pikiran saya terbang melayang jauh ke masa lalu, kenapa saya masih selemah yang dulu. Tidak sekuat apa yang saya ucapkan. Tidak sekuat yang orang lain kira.

**

 

Saya mengingatnya sebagai “Tragedi Kebun Jeruk

 

Sore itu adalah hari terakhir seorang pemuda bekerja di negeri seberang. Rasanya begitu berat meninggalkan tempat di mana dia sudah terbiasa. Tetapi hidup terus berjalan dan waktu tidak menunggu siapapun. Pemuda itu tetap harus maju ke depan.

 

Masih ada beberapa hari ke depan untuknya berpamitan. Tetapi memakai baju kerja dan kelelahan hari ini rasanya akan menjadi hal terakhir yang patut dia ingat. Saya pasti bisa, hadapi dengan senyumanSaya Kuat.

 

Pemuda itu berjalan ke pelataran parkir mobil, menyalakan mesin, dan melaju pulang. Ini sore terakhir. Semua ingatan di tempat ini akan berakhir dengan tanda titik, bukan koma.

Gedung ini

Jalanan ini

Pertigaan ini

 

Seperti biasa, Pemuda itu nyalakan musik bernada riang “Horrreyyy!” Dia selalu riang saat pulang kerja, itung-itung menghilangkan rasa lelah.

Perjalan pulang berlanjut. Pemandangan – pemandangan ini yang akan dia rindukan.

Mata pemuda itu diam-diam memandang tempat ini dengan penuh kasih. Jalanan ini yang dia lewati setiap hari selama setahun, tanpa lelah. Segera akan hilang.

Saat melalui kebun jeruk, ntah kenapa pemuda itu tidak bisa lagi mendegar lagu riang yang sedang dimainkan. Tidak terasa air matanya menetes. Dia mengusapnya, kemudian dia kencangkan volume lagu. Lebih keras lagi.

 

“Saya Kuat”

 

Di antara deru mesin dan lagu.

Setir mobil menjadi tidak stabil. Dia parkirkan mobil di pinggir jalan sepi itu.

Dia terdiam sejenak. Kepalanya bersandar pada stir.

Terisak.

Pemuda itu pun menangis sejadi-jadinya. Konyol seperti anak kecil.

 

Angin lembut di awal musim dingin itu menemani isakan seorang pemuda yang terduduk di bangku mobil. Sinar keemasan  matahari sore tidak mampu mengeringkan butiran air matanya. Samar-samar aroma jeruk menemani badannya lunglai bersandar. Sudah lebih dari 5 menit berlalu. Beberapa mobil berlalu seperti biasa. Mereka tidak tahu bahwa seorang pemuda sedang menangis di dalamnya.

Dia merasa malu pada dirinya sendiri. Dia tidak sekuat yang dia ucapkan.

Mobil pemuda itu kemudian beranjak pelan ke arah danau Apopka, tempat dia biasa melepas penat sepulang kerja.

 

Ini menjadi pertemuan terakhirnya dengan danau itu. Wajahnya menyapa danau itu dengan senyuman dan mata nanar. Di langit segerombolan burung-burung dari utara tampaknya mulai meninggalkan tanah yang mulai mendingin itu. Semilir angin senja menimbukan riak kecil di danau itu. “Kita akan bertemu lagi suatu hari nanti” pemuda itu berbisik.

Senja merayap di ufuk barat. Pemuda itu pulang dan mengambil gambar dirinya dan danau kesayangannya  melalui pantulan kaca mobilnya.

Dia sadar bahwa air mata memang tidak akan mengubah apa-apa. Ia hanya manusia yang dengan keterbatasannya, mencoba setegar batu karang, meskipun akhirnya dia hanyalah seonggok daging lemah yang hanya bisa berdoa.

 

“Aku Kuat”

***

 


Jalan-Jalan ke Dam Ranggang

Hi sahabat Blogger,

Masih ingatkan kisah Dead School di postingan saya beberapa hari yang lalu. Di kawasan (bekas) Pabrik Gula tersebut, kebutuhan air disokong oleh sebuah bendungan besar yang terletak di belakang pabriknya, tidak terlalu dekat sebenarnya. Dari jalan utama pabrik, bendungan itu berjarak kurang lebih 1 km. Saya bahkan dulu sering naik sepeda ke tempat tersebut, lumayan melelahkan 😀 .

Mereka menyebutnya Dam Ranggang, ntah apa artinya. Bendungan ini sengaja dibuat untuk memenuhi kebutuhan air pabrik dan ribuan perumahan yang terdapat di dalam kawasan pabrik. Saya cuma berpikir, bagaimana mereka merencanakan sedemikian rupa pembangunan bendungan ini dengan sangat matang, dan pastinya dengan dana yang tidak murah. Meskipun Pabrik Gula Pelaihari sendiri sudah gulung tikar, tetapi bendungan ini masih ada, dan kembali digunakan oleh pabrik sawit yang menggantikannya.

Dahulu tempat ini masih sangat asri, dan lebih alami dari sekarang. Tidak ada penduduk yang tinggal di sekitar tempat ini. Masih banyak batu-batu berwarna-warni berserakan di dekat bendungan ini. Banyak karyawan yang menjadikan tempat ini wahana rekreasi. Kita bisa mandi di saluran pembuangan yang jernih, menangkap ikan dan udang kecil, makan siang di bawah pohon ditemani angin sepoi sepoi dan bunyi gesekan ilalang di siang hari. Semua sangat jelas melekat di ingatan saya.

Kini tempat ini sedikit berubah, banyak penduduk mulai tinggal di tepi bendungan, mereka juga membangun tambak ikan nila, malah saya menemukan ada warung makanan juga. Tetapi tempat itu masih meninggalkan kecantikannya di masa lalu, dan saya tidak henti-hentinya mengambil gambar.

Teman saya : “Jika bendungan ini ada di tanah jawa, tidak akan seperti ini…”

Saya: “maksudnya…?”

Teman saya: “pasti sudah menjadi wahana wisata komersial, restauran di atas air, dan tiket masuk…”

Saya cuma diam, memandang Dam Ranggang dengan mata penuh kasih, mata yang sama yang memandangnya belasan tahun silam…

 

***

Begitulah wajah Dam Ranggang, tempat bermain saya sewaktu kecil. Sampai sini dulu jalan-jalannya.

Salam Jepret!


Takisung Beach

Pantai Takisung. Sore itu sekitar pukul 3 ada tetangga yang mengajak jalan-jalan ke pantai takisung, pantai terdekat dari Pelaihari, KalSel, kira-kira 20 km arah ke selatan, setengah jam perjalanan dengan mobil. Pantai ini sudah cukup tua dari segi popularitas, namun bagi saya: The worst beach I’ve ever seen! LOL. Yeah, selain airnya yang tidak jernih, pasirnya berwarna kecoklatan dan berlumpur, air pantainya terkadang berbau amis, ntah lha kenapa pantai takisung ini sangat tercemar. 10 tahun lebih mungkin saya tidak mengunjungi pantai ini, banyak hal berubah, akses jalan dan fasilitas wisata cukup membaik, tapi yang pasti menurun dari segi kualitas alam :D, Ayo ikut saya jalan-jalan!

Tiba di pantai itu, saya sempat duduk terdiam di dekat parkiran mobil melihat jauh ke arah pantai… benar-benar tidak indah! 😀  Tepat di depan saya, sekelompok anak remaja tanggung asyik bermain sepak bola, menarik juga untuk di jepret… perburuan di mulai…

 

Setelah puas dengan foto-foto bola, saya beranjak ke arah jembatan yang melintasi sebuah muara sungai… kala itu matahari sudah mulai turun, langit mulai menguning dengan sedikit awan mendung, pantai sedang surut rupanya… Saya pun mengambil foto dari atas jembatan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jika terus menuruni jembatan, akan tampak beberapa kios di tepi jalan milik penjual oleh-oleh, seperti kerajinan pantai dan ikan asin dan olahan laut…

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Matahari sudah tenggelam, langit semakin membiru dan tertutup mendung, sepertinya akan hujan… saya beranjak mendekati pantai…

Kali ini anak-anak kecil asik bermain bola…

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Benar saja, langit semakin gelap, angin berhembus kencang, kami pun pulang,

ditemani hujan selama perjalanan pulang….


Let’s visit a zoo!

Ayo berkunjung ke kebun binatang! Kira-kira setahun yang lalu, saya mendapat kesempatan jalan-jalan ke Kebun Binatang di US, North Carolina Zoo. Kebun binatang ini mendapat peringakat satu di US dalam kategori kebun binatang dengan habitat terbaik, yang artinya penyediaan tempat hidup binatangnya dianggap paling alami dan paling sehat untuk binatang yang hidup di dalamnya. Tidak heran jika kebun binatang ini mempunyai luas yang cukup membuat saya terengah-engah saat mengelilinginya. Setiap binatang ditempatkan di ruang terbuka dengan luasan yang sangat layak. Sangat berbeda dengan kebun binatang di negara kita.

Atraksi kebun binatang ini tidak hanya seputar binatang di kandang yang luas, tetapi juga tersedia arena permainan anak, atraksi untuk semua umur, kantin yang nyaman dan luas dan sarana transportasi gratis antar lokasi yang menyerupai kereta safari (Kebun binatang ini jika tidak salah terpisah menjadi 4 lokasi).

Berikut ini beberapa oleh-oleh dari kebun binatang tersebut dengan sentuhan olah digital. Beberapa gambar juga diambil di Indonesia, sekedar meramaikan tema Zoo kali ini. Please Enjoy!

PS: Dalam postingan kali ini, saya mulai menggunakan frame hitam pada foto, niatnya agar gambar terlihat lebih bagus. 😀 terinpirasi dari foto-foto photographer senior di facebook. Mohon opini dan sarannya.

 

Semoga di masa depan, negara yang luas ini juga memiliki kebun binatang yang mempunyai habitat yang layak dan bisa dibanggakan di mata dunia. Dengan kekayaan alam kita dalam keanekaragaman fauna harusnya menjadi poin plus yang memacu kita untuk mampu melakukan konservasi berkualitas yang berwawasan pendidikan dan kelestarian. Jika negara lain bisa memberikan tempat tinggal terbaik bagi binatang-binatang kita, kenapa kita sendiri tidak bisa? 🙂


Get Lost in Indonesia Participation (part 2)

Partisipasi dalam Get Lost in Indonesia bagian kedua.

Hari ini posting 3 gambar lagi buat Get Lost in Indonesia di facebook. Senang rasanya bisa ikut berpartispasi demi kemajuan bangsa. Sebelum ini saya juga sudah pernah posting tentang program ini di sini: Get Lost in Indonesia Participation

Ayo Losteners (begitu mereka menyebut para participant)! Mari bergerak bersama! 😀

Wisata Gunung Khayangan, Pelaihari, Kalimantan Selatan

 

Sungai Martapura, Banjarmasin, Kalimantan Selatan

 

Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat


Loneliness

Kesendirian. Menjadi sendiri tidak selamanya berhubungan dengan kesedihan. Dengan kesendirian terkadang kita bisa melihat segalanya lebih dekat, melihat hal-hal kecil yang awalnya sulit terlihat, dan melihat diri kita sendiri jauh lebih dalam. Kesendirian juga bisa menjadi suatu kebutuhan bagi orang-orang yang mencari inspirasi, mengevaluasi diri atau sekedar mengistirahatkan bathin yang letih.

Kesendirian, aku mengartikannya sebagai keadaan saat raga hanya ditemani jiwanya sendiri, tanpa batas, tanpa alasan, tanpa kata-kata… :mrgreen: [sotoy mode: on]


Get Lost in Indonesia Participation

Partisipasi dalam Get Lost in Indonesia.

Kangen rasanya iseng-iseng kemarin saya membuka kaskus, sebuah forum besar yang cukup terkenal, hmmmm…ada hot thread yang cukup menyita perhatian saya: Get Lost in Indonesia, sebuah gerakan 3 anak muda mengumpulkan dokumentasi atau gambar dari tempat dan hal- hal unik tentang negeri ini.

Bertolak dari keinginan untuk membangkitkan pariwisata negeri ini yang sangat kaya namun tidak mampu bersaing dengan negara tetangga yang melesat sangat cepat. Dengan kekayaan negeri ini, mengumpukan dokumentasi dari semua tempat dan keunikan negeri ini nantinya akan mempermudah pemerintah kita untuk membangkitkan pariwisata dan image negeri ini di mata dunia. Siapakah yang dapat mengumpulkan itu semua? Jawabannya adalah KITA SENDIRI, 240 juta penduduk Indonesia, bergerak bersama!

Respon positif tampak dari ratusan kiriman gambar ke facebook Get Lost in Indonesia. Ide sederhana yang cukup positif menurut saya. Saya pun tergerak untuk ikut andil, mumpung dua tahun terakhir ini saya sempet pergi ke beberapa tempat di Indonesia, dan foto saya juga gak jelek-jelek amat :mrgreen: . Maka kemarin terkirimlah 3 photo perdana untuk Get Lost in Indonesia. Lain waktu mungkin saya akan tambahkan lagi 😀

Lokasi: Nusa Dua, Bali


Lokasi: Pulau Semak- Kepulauan Seribu, Jakarta

 

Lokasi: Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi (dilihat dari Selat Bali)


Apakah anda tertarik ikut serta?

Cekidot di Kaskus:

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5503691

atau di Facebook:

http://www.facebook.com/GetLostinIndonesia?ref=mf


Little thing, a thousand meaning

Hal kecil yang sangat berarti. Kadang kita tidak menyadari bahwa hal-hal kecil di masa lalu membawa banyak kenangan di masa kini. Postingan kali ini diperuntukkan untuk seorang teman, Ceko, yang dulu pernah magang di host yang sama di Florida, US. Meskipun berbeda loksi kerja, tempat tinggal yang sama di Boys Trailer Location 1 sedikit banyak menorehkan kenangan yang sulit dilupakan. Tempat kita belajar mandiri dan bekerja di dunia nyata. Dalam waktu dekat teman saya ini akan terbang kembali ke US, mengadu nasib lagi disana. Good Luck Bro! like I always said: I will find my way. See you again someday!

Trailer yang terlihat kecil tetapi luas dan nyaman…. tempat berlindung 4 student dan tikus2 di musim dingin 😀

Pemandangan setiap hari saat membuka pintu… 2009 Marden Road!

Pemandangan di samping trailer…. Jalan menuju Girls Trailer 😆

Pemandangan dari jendela kamarku…Gate Location 1.  I guess that was Jimmy’s car after drove me home?

Kamarku yang selalu berantakan…  Ceko’s room is always tidy though! :sigh:

My desk and my ex-laptop… I never finish those nectarines! I bought too much always…

Lukisan yang ada di kamarku…I think that is Florida in the past…

Telepon trailer… Ceko always made such a bitch flirting voice with it! “What the… who’s this?” 😆

Dapur trailer… Clean your own dishes,your mommy is not here!

Kompor kesayangan… tempat dimana banyak eksperimen terjadi, Kenapa sayur sop yang kita masak tidak pernah sama rasanya??? 😆

Bumbu-bumbu, white pepper yang langka, oregano yang unik…dan macam2 sauce and ketchup punya Lee :mrgreen:

Hanphone ceko yang nyemplung di mesin cuci… Upaya penjemuran ini akhirnya tidak berhasil! 😀

Ceko’s car! Believe me it was broken by human hand! Damn!

I used to pass this road for work…

Perempatan, Marden Road belok kiri🙂

Danau Apopka, danau terdekat dari Trailer, selepas kerja kadang aku melepas lelah disini. Cek, itu pohon yang lu bilang pohon kenangan?? 😆


Night Shot

Jepretan Malam. Tidak ada yang terlalu istimewa di postingan kali ini. Hanya sedang nostalgia dengan foto-foto lama selama di Florida dan North Carolina. Di awal-awal memiliki kamera, saya merasakan ada yang sulit saat mengambil gambar di malam hari tanpa flash, selalu blur! Saya sampai harus menahan nafas untuk mengambil gambar setajam mungkin (sampai sekarang juga sih 😆 ). Sampai pada kahirnya saya menyadari keberadaan tripod atau kaki kamera sangat-sangat membantu. Semenjak itu ada selalu kenikmatan dan kepuasan tersendiri setiap memotret di malam hari, It’s always-really fascinating!

Berikut saya akan ceritakan gambar demi gambar, please enjoy!

Tengah November 2008 kala itu, Florida sudah mulai sejuk. Kira-kira pukul 8 malam, saya beranjak dari student trailer, membawa tripod dan mencoba mengambil gambar di saat malam. Yah ini gambar pertama saya dengan tripod. Untuk seorang pemula, saya sendiri takjub dengan hasil yang lumayan ini. Saya menggunakan mode A (Aperture) dengan ISO auto, kala itu saya belum terlalu bisa mengutak-atik setting kamera, jepret-jepret pun berlanjut…

Ini adalah pemandangan dari depan trailer, saya mempunyai dua gambar serupa, gambar pertama di ambil tanpa timer-masih dengan tripod-dan hasilnya: sedikit blur. Di sini saya belajar even little hand shake could be a disaster! 😆 jadilah saya prefer pakai timer. Tahapannya menjadi; atur tripod, focus, timing dan jepret!

Hahahahha…. That’s me! Itulah gunanya tripod, selain anti-shake, juga bisa membuat pelaku bebas berekspresi. :mrgreen:  Pengambilan gambar di malam hari dengan mode A pada saat itu kebanyakan akan membuat waktu pengambilan gambar lama, bisa 2-10 detik, sampai “jepret” selesai. karena itulah objek bergerak akan mengalami blur “undeniable” seperti awan di atas trailer ini yang pada sekian detik pun masih mengalami pergerakan.

Yup, atraksi kembang api ini adalah andalan Magic Kingdom, one of kingdoms in Disney World, Florida. Atraksi berdurasi lebih dari 30 menit ini sempet bikin saya bengong sampai lupa harus mengambil gambar, hahahahah… Kala itu saya tidak menggunakan tripod (ya iya lha ribet), maka saya andalkan jurus tahan nafas, hahahahah… dengan mode auto -without flash, lumayan bisa mengabadikan moment ini meskipun tidak sempurna.

Sekarang kita ke Ford Lauderdale, kawasan “Venice of America” di utara Miami ini menjadi rumah bagi acara TPIE, Tropical Plant Industry Exhibition, sebuah ajang pameran besar di Florida. Beruntung saya bisa diajak perusahaan tempat magang untuk ikut membantu di acara ini. Di atas adalah Jembatan Ford Lauderdale yang melintasi kanal besar yang bisa dilewati oleh perahu dan kapal besar, tidak heran, jembatan ini bisa “buka-tutup” seperti di film2…hahahaha… (saya sempet kaget liat jembatan siang bolong tiba2 mangap! udik banget!)

Nah kalo ini hotel tempat saya menginap di Ford Lauderdale. Kalau siang biasa saja kelihatannya, pas malam, Wow… langsung saya kerahkan jurus tahan nafas! :p The management knows how to make a beautiful scape! Pohon aja di lampuin…wakakakakak…

Nah ini pemandangan di depan gedung acaranya. “Sailfish” menjadi logo gedung ini nampang didepan gedung dengan gagahnya. Gambar ini di ambil selepas senja. Dari jauh kita bisa lihat jembatan yang bisa mangap itu…hahahahha…

7 january menjadi Christmas bagi pemeluk Russian Orthodox. Makan malam bersama pun menjadi hal yang selalu dilakukan. Teman-teman saya Ukrainian mengajak saya untuk hadir dalam jamuan ini, serius ini gratis dan makanannya khas! Sangat unik dan pastinya enak! Sudah gitu pulangnya kita disuruh bawa banyak kue, wakakakakakak…. Foto ini diambil saat saya tiba di lokasi selepas senja. Tiba2 ingin mengambil gambar gereja berkubah khas rusia ini. Berhubung tidak ada tripod, saya pakai cap mobil seseorang, pasang timing, dan jepret!

Kita pindah lokasi, di tempat saya yang kedua di Huntersville, North Carolina. February 2009 saat itu, salju sudah turun tanpa ampun. Beranjak dari ruangan hangat di dalam boys house ini, saya pergi keluar gotong2 tripod ingin mengabadikan malam bersalju. Masih dengan mode A, pengambilan gambar ini bisa dikatakan cukup lama waktu jepretnya, padahal saya sudah menggigil… brrrrrr…..quite romantic for me!

Inilah penampakan lengkap boys house! Tempat tinggal student cowok yang magang di Metrolina Greenhosues. Meskipun terlihat kecil dari luar tetapi rumah ini mempunyai basement yang luas dengan 4 kamar, hahhahaha… Diambil saat spring Maret 2009, kala rumput-rumput mulai tumbuh namun udara di luar masih cukup dingin buat saya. Diambil dengan mode A seperti biasa. again, It’s romantic!


Spotlighted by Sun

Sorotan Matahari. Beruntung rasanya bisa menemukan moment  unik yang hanya terjadi pada waktu-waktu tertentu. Salah satunya saat suatu objek mendapat sorotan matahari, “spotlight” tersebut seakan menyapa ramah, dan memberikan efek kontras dan megah, seperti bintang yang akan tampil di panggung megah “Please welcome miss….!” Hmmm… inilah oleh-oleh dari hasil “blasak-blasak” jaman dulu, please enjoy…


Playing with Color

Bermain dengan warna. Asyiknya hari ini mencoba edit photo-photo lama dengan warna-warna yang ajaib. Hahahhahaah… 😀

I do love imagination.

It’s easy and free.

Nothing’s wrong with imagination, ever.

It’s about how you share it to people, and make them smile.

Ayo berimajinasi! Please Enjoy…

PS: Thanks a lot to Heri for incredible plug-in! It works really!


Rain and Inspiration

Hujan, kadang banyak memberikan inspirasi bagi banyak orang. Meskipun tidak semua orang selalu merasa bahagia saat hujan turun. Kadang kala duduk sejenak menikmati hujan turun bukanlah pilihan buruk. Sambil duduk santai di beranda rumah, ditemani pisang goreng dan teh hangat, mencium bau tanah yang diselingi angin sejuk dan gemericik titik air.

Aku adalah penikmat hujan. Manusia biasa yang ingin merasakan rasa syukur dari rumput dan daun yang menjadi basah. Apakah kamu juga?