Frames, Green, Rustle and Sweet Tea

Teori Bu Budi

Bu Budi, seorang ibu-ibu pemilik toko kelontong yang paling dekat dengan rumah saya, mempunyai teori sederhana unik untuk mengetahui siapakah pemilik uang atau pembeli yang membeli sesuatu di tokonya. Hmmm, mungkin pembaca sedikit bingung apa maksudnya, langsung saja simak dialog saya dengan Bu Budi berikut ini.

Siang itu saya mau baru pulang dari berenang, sebelum sampai di rumah, saya sengaja mampir ke toko Bu Budi untuk beli minuman. Saya keluarkan gulungan uang dari kantong kecil di dalam tas, karena biasanya saya menyimpan beberapa lembar ribuan di sana, dan saya memang sering menaruh kembalian uang di kantong kecil itu, alih-alih lebih praktis dan cepat, saya juga agak malas kalo harus membuka tutup dompet yang saya simpan di dalam tas juga, entah nyelip dimana. 😛

“Bentar bu, uangnya kelipet-lipet..” Saya mulai membuka gulungan lembaran seribuan dan  lima ribuan yang tertekuk dengan kaku, kira-kira seperti pada gambar. Agak susah menarik satu lembar seribuan diantara gulungan itu, sehingga malah membuat uang saya terjatuh-jatuh.

“Maaf bu, hehehehhe…” sembari memberikan uang kelipat-lipat itu seharga minuman.

Bu Budi tiba-tiba membalas, “Gak apa-apa, biasa kalo laki-laki uangnya memang suka dilipet-lipet gitu…”

“Hah? maksudnya bu?” saya tertarik dengan pernyataan beliau itu.

Begini kalo saya dapat uang yang kelipet-lipet kaya uang kamu gini, saya tau uang ini dipegang sama laki-laki, jadi maklum saja. Kalau yang pegang ibu-ibu atau mbak-mbak, kebanyakan mulus, soalnya biasanya keluar dari dompet. Beda lagi dengan anak-anak. Kalau anak-anak uangnya kusut, bahkan robek, soalnya diremet-remet (diremas-remas).”

“Oh begitu ya bu?” saya ngangguk-ngangguk…

“Kalau pembeli laki-laki biasanya jarang menghitung kembalian, biasanya langsung buru-buru digulung masuk kantong, makanya jadinya kelipet-lipet..”

“Hhahahaha, iya bu, saya gitu…” saya makin sumringah.

“Kalau Ibu-Ibu atau mbak-mbak pasti dihitung dulu, sudah dihitung, dimasukkan pelan-pelan ke dompet, baru pergi. Nah kalau anak-anak lebih lucu lagi… “ Bu Budi tersenyum.

“Kenapa bu kalau anak-anak?” saya penasaran.

“Kalau anak-anak, malah lari duluan sebelum di kasih kembalian, hahahaha… biasanya mereka lupa, jadinya saya yang harus teriak-teriak manggil…”

“Hhahaahahah… bener juga ya bu…”

**

Percakapan saya dengan Bu Budi diatas memberikan gambaran bahwa Bu Budi sebagai penjual, diam-diam juga memperhatikan pembeli-pembeli di warungnya, kebiasaan-kebiasaan unik yang dibedakan berdasarkan gender dan umur, sehingga lama-kelamaan menjadi “teori” yang bisa dibuktikan berdasarkan pengalaman. Jujur ini suatu hal yang baru saya ketahui dan menurut saya cukup menarik. 😀

Pada teori ini wanita cenderung lebih rapi dan apik memegang uang sehingga kondisi uang biasanya baik dan mulus, sedangkan pria lebih cenderung terburu-buru, cuek dan gak mau ribet, sehingga bentuk uang yang dipegang suka terlipat-lipat. Anak-anak tentu lebih sembrono lagi karena pikiran mereka masih sangat sederhana, yang penting uangnya bisa masuk kantong. 😀

Nah pembaca, kira-kira teori Ibu Budi itu apa juga berlaku di lingkungan anda?

atau salah satu dari pembaca di sini adalah seorang pemilik toko kelontong yang menemukan bahwa teori tersebut benar adanya?

Apakah kebiasaan-kebiasaan menyimpan uang kembalian tersebut juga berlaku untuk anda?

Happy Blogging!

59 responses

  1. Teori bu Budi unik, nih. Hasil pengamatan bertahun tahun. Kecuali satu, Susi jarang sekali menghitung kembalian. Lansung saja ditata di dompet. Beda dengan suami, meski digulung dalam saku, tetep selalu dihitung dulu. Nah lo.. beda karakter kali ya?

    11 May 2011 at 3:16 PM

    • nah, itu karakter cowok! wkakaakakak…

      13 May 2011 at 2:20 PM

  2. Ups…kalo untuk uang kembalian diriku ini masuk ke tipe para pria sepertinya Prim hihihihi…

    11 May 2011 at 3:28 PM

    • idem ma teh orin..

      11 May 2011 at 9:45 PM

      • pada latah! 😛

        13 May 2011 at 2:13 PM

  3. Untuk laki apa bukan kelipet dua Prim ?
    kan dari dompet / masuk dompet ?

    hehehe

    salam saya

    11 May 2011 at 3:34 PM

    • oh begitu ya om… hahahahaaha

      13 May 2011 at 2:20 PM

  4. aku paling risih liat uang kelipet2, biasanya langsung aku rapikan, heheheh

    11 May 2011 at 3:38 PM

    • cocok sama mas asop!

      13 May 2011 at 2:19 PM

  5. Lho, saya kalo pegang duit nggak pernah saya lipet2 kok Mas, tapi saya prekes prekes sampek lusuh hehe…

    Salam hangat Mas PriM..

    11 May 2011 at 3:46 PM

    • wuakakakka… lebih parah! 😛

      13 May 2011 at 2:19 PM

  6. eh teori bu budi bener loh,, kalo nrima duit kembalian biasanya langsung aja masuk kantong, dan seringnya lupa kalo ada duit di kantong2 itu, jadi sering duitnya ikut kecuci 😀

    11 May 2011 at 3:53 PM

    • tos kita ndis…

      13 May 2011 at 2:19 PM

  7. Kalo suami aku orangnya rapihh….begitu juga uang yang dia pegang pasti mulus….kalo terima kembalian, dihitung dulu terus baru masuk dompet….pelan2 jangan sampe uangnya lecek…type lelaki perfecsionist…berarti teori bu budi ngga berlaku untuk suamiku hahahah…….

    kalo aku belanja di warung, kembaliannya malah aku masukin ke kantong…jarang bawa dompet soale kalo deket2 rumah…malah ribett….berarti teori bu budinya meleset lagi hahahaha

    11 May 2011 at 4:07 PM

    • hhihiihii… ini kebalikannya…

      13 May 2011 at 2:18 PM

  8. Wew.. kalo saya tergantung mas. *tergantung apa yg di gantung! 😆

    Kalo uang kecil memang suka di lipet dan asal masuk tas / kantong. Kalo uangnya gede baru di rapi in dikit trus masuk dompet, hihi… 😀

    11 May 2011 at 4:37 PM

    • iya lha mas, kalo 100ribu, masa mau dikantongin… 😛

      13 May 2011 at 2:18 PM

  9. kira2 ada 2 pria yang memegang duit seperti pada gambar 1, mereka adalah :
    1. kondektur bis
    2. tukang spbu

    11 May 2011 at 4:39 PM

    • hahahahha… betul2…

      13 May 2011 at 2:18 PM

  10. duhh..itu uang yg dijadikan model diremet sendiri?
    kasian dia, hehe

    11 May 2011 at 4:56 PM

    • wkakakaka… iya… 😀

      13 May 2011 at 2:17 PM

  11. mandor tempe

    Nampaknya teori itu berkerja buat saya. Meskipun saya punya dompet, ketika saya dapet kembalian, uang tetep dalam kondisi tergulung masuk ke dalam dompet. Jadi ya gitu deh … lungset juga

    11 May 2011 at 4:57 PM

    • wuakakakkaka… tos lagi ah…

      13 May 2011 at 2:17 PM

  12. Saya juga dilipet lurus gitu, kadang kalau buru-buru ya diuyel-uyel ala anak-anak.. hehee

    11 May 2011 at 5:02 PM

    • wkaakkakaka… tos kita mas!

      13 May 2011 at 2:17 PM

  13. 😀 😀 😀 😀
    itu bener..
    gw kalau dapet duit..
    gw lipet dua..
    baru masukin ke tas.. 😀 😀
    atau kdang gw lurusin dulu baru gw masukin dompet..

    11 May 2011 at 5:22 PM

    • ini mah emang bakat akuntan, pegang duit mulu!

      13 May 2011 at 2:17 PM

  14. Agung Rangga

    ya ampun, kalau dipegang sama anak-anak, duitnya jadi lecek-lecek gitu ya… 😆

    11 May 2011 at 5:34 PM

  15. Tidak, teori Bu Budi salah besar. Tidak berlaku buat saya. 😦

    Saya selalu rapi menyimpan uang dalam dompet. Justru saya sering menerima uang yang lecek dari kasir toko. 😦

    Saya selalu menghitung kembalian, setelah sebelumnya melihat jumlah kembali yang tertera di layar monitor mesin kasir.

    Sebelum meninggalkan kasir, saya selalu memasukkan dulu uang atau kartu debit saya dan struk pembelian ke dalam dompet, setelah masuk semua, saya masukkan dompet ke saku belakang celana. Setelah aman-sejahtera semua, baru saya melenggang menjauhi kasir. 😉

    Ini semua demi kerapihan. 😆
    Saya belajar dari pengalaman di Singapura. Uang-uang yang beredar di sana mulus-mulus. Tak ada tekukan. Gak akan ada di sana uang seperti di Indonesia ini, yang saat lecek, tergambar, dan robek pun masih laku. 😆

    11 May 2011 at 6:39 PM

    • Wah, kalo mas asop sih aku percaya, teliti dan melankolis,,, alias detail. hahahahaah…

      13 May 2011 at 2:14 PM

  16. Nggak cuman uang…
    Baju juga kayaknya cocok sama teori itu.
    Kalau ada lelaki yang bajunya rapi halus, pastilah laki2 alay…

    11 May 2011 at 6:46 PM

    • Silakan cek baju masing2…

      11 May 2011 at 6:47 PM

    • # hahahaha….
      saya mencium aroma pembelaan diri dalam komentar pak mars yg ini 😆

      12 May 2011 at 5:37 AM

      • Jiakakakaka… iya, aku juga mas… 😛

        13 May 2011 at 2:11 PM

    • Hiihihihihihihi……

      12 May 2011 at 4:00 PM

    • Hahahahahah… aku jarang nyetrika baju, kecuali yang buat kondangan, wkakakkaakak…

      13 May 2011 at 2:14 PM

  17. uang yang diremet2 itu versi Pascal banget deh 🙂

    11 May 2011 at 8:16 PM

  18. Hahahah,… gambar perbandingan uang yg dipegang sesuai tuh mas. Saya juga jarang ngitung kembalian 😀

    12 May 2011 at 12:23 AM

    • sama kita… 😛

      13 May 2011 at 2:13 PM

  19. hahaha tentang kembalian bener juga tuh… 🙂

    kalo masalah uang diremes2, itu emang biasanya anak kecil, karena mereka gak punya dompet jadi uangnya ditaroh kantong.
    tapi kalo pria dewasa, rata2 pasti punya dompet kan, jadi uangnya pasti dari dompet juga… 😀

    12 May 2011 at 1:58 AM

    • hihihih… dompet aku sering kosong dripada isi, wkakaakka… semuanya pindah ke kantong!

      13 May 2011 at 2:12 PM

  20. bagi saya, teori beliau itu separo benar separonya lagi salah.

    soal kerapian:
    khusus untuk 20 ribuan ke bawah, benar
    khusus untuk 50 ribuan ke atas, salah
    :mrgreen:

    soal kembalian: selalu ngitung *takut rugi*
    😀

    12 May 2011 at 5:39 AM

    • wkaakkakaakakak… bener juga sih, siapa yang tega ngeliput duit 100ribu!

      13 May 2011 at 2:11 PM

  21. sebagian besar emang seperti itu mas prim,, tpi ga semuanya pastinya….

    salaam

    12 May 2011 at 8:22 AM

    • iya, tiap orang memang beda2…

      13 May 2011 at 2:11 PM

  22. Setuju banget sama Bu Budi,
    di sini juga uang klo dari bocil pasti diremet2, mesti dirapiin dulu, sebel aja deh pokoknya 😀

    *nyari gambar kotak uang warnet sebelum diberesin – nanti tak posting ya hahaha*

    12 May 2011 at 9:04 AM

    • Nah, ternayat anak2 banyak yang begitu ya mbak… 😛

      13 May 2011 at 2:10 PM

  23. r10

    kalau saya mikirnya adalah, BI menganjurkan kita menjaga kualitas uang dgn tidak melipatnya, tapi bagaimana bisa? bukankah masuk kantong, masuk dompet tuh uang pasti ke-lipat2 😦

    dasar BI aneh

    #yuk pindak ke dinar/dirham 😀

    12 May 2011 at 9:49 AM

    • gubrak! wkakakaakak…

      13 May 2011 at 2:10 PM

  24. hehe untung anak kecil yang lari ngak ambil kembalian, kalo orang gede terus beli mahal. hmm bisa beruntung tuh ibu nya kalo sempat lagi. malah kagak manggil manggil lagi.

    12 May 2011 at 1:48 PM

    • Jiakakakkakka…. itu sih pikiran lu… *dasar duit aja yang dipikir

      13 May 2011 at 2:04 PM

  25. Kalo lagi buru-buru kembalian masih terlipat langsung masuk dompet.

    Kalo lagi rajin, uang saya rapikan. Yan pecahan kecil di depan, pecahan besar di belakangnya, digolongkan berdasarkan besar rupiahnya. Dan biasanya yang antri di belakang saya nyolek-nyolek suruh buruan :mrgreen:

    12 May 2011 at 4:02 PM

    • Hhaahahah… ternayta ada benarnya juga teori ini.. 🙂

      13 May 2011 at 2:02 PM

  26. Waduh…
    itu Ibu Budi keren banget sih…
    Bisa jadi analis yang hebat tuh Ibu Budi…hihihi…

    13 May 2011 at 1:28 PM

    • bener gitu ya mbak?

      13 May 2011 at 1:51 PM

  27. saya lebih parah lagi..kembalian ditaro terus dicelana sampai ikut kecuci dan kesetrika xixi

    14 May 2011 at 7:20 AM

  28. saya sih seringnya langsung masukkan dompet. kalo istri saya malah berantakan dimasukkan di tas. persamaan kami adalah sama2 ngga hitung kembaliannya. hehehe. kayaknya teori bubudi tdk berlaku di keluarga saya. hehehe

    14 May 2011 at 12:18 PM

  29. mamawildan

    kebetulan aku d rmh jualan kelontongan dan teori itu benar adanya jk perempuan mengeluarkan uang dr dompetnya & memasukan kembalian k dlm dompetnya kembali dgn rapih pula,tp kebanyakan pria mengeluarkan uang dr sakunya kriting pula uangnya

    15 May 2011 at 10:28 PM

  30. n3ki

    kalau uang kembalian ga pernah ngitung….dan langsung masuk kantong, kalau uang ambil dari atm langsung masuk kantong juga, nah terus apa fungsi dompet?….cuma tempat KTP, kartu kredit, SIM, dan bon2….hehehehe

    15 May 2011 at 11:31 PM

Leave a comment