Frames, Green, Rustle and Sweet Tea

Program

TLPC : Pameran Foto Perdana

Ini tulisan dadakan!

Hi pembaca setia blog ini, hahaha… maaf ya sudah lama tidak menulis, alasannya akan saya ceritakan nanti di postingan selanjutnya, yang pasti saya menulis kali ini sifatnya dadakan tapi harus, karena ini bentuk apresiasi saya terhadap keberhasilan sesuatu, bentuk rasa bahagia dan juga rasa haru…

Hari ini TLPC (Tanah Laut Photo Club), komunitas fotografi di kabupaten tempat saya tinggal yang sempat saya ceritakan disini dan disini melaksanakan pameran foto perdananya! Bertajuk “Wajah Tanah Laut” mengangkat hal tentang sumber daya alam, wisata dan sosial budaya di kabupaten tersebut. Pameran foto ini tentu tidak hanya menguras tenaga dan pikiran, tetapi cukup menguras biaya dan juga perasaan tentunya. Ada sebuah perjuangan yang tidak mudah di balik kesuksesan acara ini, ada sebuah cerita dan ada sebuah lika-liku panjang sebuah organisasi baru yang mengawali langkahnya dengan bermodal sebuah tekad… “Kita harus tunjukkan bahwa ada TLPC di kabupaten Tanah Laut”

“Langkah pertama ini pasti akan sangat sulit, tetapi setelah ini langkah-langkah selanjutnya pasti akan lebih mudah” begitu saya pernah bilang ke teman-teman, dan untuk itu, kita butuh tangan dan kaki yang 100 kali lebih kuat untuk menjadikan acara ini terwujud. Dalam keterbatasan kekompakan, keterbatasan dana, dan keterbatasan waktu kami seperti para pemimpi kecil sederhana yang tak putus asa. Jatuh bangun dalam kegiatan ini dan masalah-masalah datang silih berganti memecut kami untuk berjuang lebih keras.

Kini semua berbuah manis, kegiatan pameran foto tersebut terbilang sukses.

Sebuah sms meluncur ke HP saya:

“Acara dibuka oleh Bupati dan unsur muspida, Kapolres mau ikut bergabung sebagai Pembina/ Penasihat, Ketua DPRD Tanah Laut akan jadi ketua kita, Bupati dan Wakil Bupati interest sekali sama hasil karya kita dan membeli salah satunya dengan harga fantastis, dan banyak orang yang datang untuk melihat..”

Bergetar hati saya membacanya, mengetahui perjuangan selama ini tidak sia-sia, ada genangan tipis di mata saya, “Selamat teman-teman atas kesuksesan kita”  dalam hati saya.

Hari ini saya hanya diam di kamar saya di Bogor, ribuan kilo dari tempat acara berlangsung. Hari ini saya menuliskan status di FB tentang suasana Bogor hari ini yang panas, kering dan barangin, mengingatkan saya tentang Pelaihari, tempat acara tersebut berlangsung, dan saya benar-benar ingin berada di sana hari ini.

Berbagai ucapan terimakasih, ungkapan syukur dan kebahagiaan datang silih berganti malam ini, seolah sudah cukup membuktikan kepada saya bahwa acara tersebut berjalan sukses meskipun saya tidak melihatnya dengan mata dan kepala sendiri. Hari pertama puasa ini seperti penuh dengan rahmat dan rasa syukur yang teramat, khususnya saya yang sedang jauh dari teman-teman seperjuangan. Hari ini hari pertama puasa ramadhan, hari ini hari ulang tahun anggota kami, Bagus, dan hari ini pula hari pameran perdana kami yang sukses. Tuhan sungguh perencana yang ulung. Alhamdulillah.

Sedikit flashback tentang saya dan TLPC…

Saya adalah “anak baru” di lingkungan Pelaihari, Kab. Tanah Laut, saya dipertemukan oleh anak-anak TLPC melalui sebuah grup di FB sekitar Januari 2011. TLPC berkembang pesat sampai akhirnya terbentuk organisasi dan rencana kegiatan, yaitu pameran pertama ini.

Saya yang seorang pengangguran tentu saja seperti menemukan tempat pelarian untuk mengamalkan kapasitas saya, semampu yang saya bisa. Berbekal sedikit ilmu dari bangku perkuliahan saya ikut aktif dalam persiapan kegiatan, mulai dari nol sampai sekarang, itulah mengapa saya tau persis betapa beratnya perjuangan kami.

Saya tahu bahwa saya tidak akan lama berdiam di tempat ini, maka saya pernah menolak saat ditunjuk untuk menjadi pengurus, saya tidak bisa menjamin sampai kapan saya masih ada di Pelaihari, sedangkan cepat atau lambat waktu perpisahan itu akan tiba, dan saya sadar akan itu.

Teman-teman di TLPC adalah orang-orang yang optimis dan penuh semangat, dan saya percaya itu, saya bisa merasakannya, dan saya memutuskan untuk “bergembira” bersama mereka, karena saya tau, ada potensi di dalamnya, ada cahaya kesuksesan yang belum tampak, maka dari itu saya tidak main-main di dalamnya. Saya bergembira, tetapi tidak main-main dalam bergembira 🙂

Persiapan pameran seperti  menuntut kami untuk lebih kreatif dan kritis mencari objek foto. Kegiatan hunting bersama seperti tidak ada habis-habisnya menghiasi hari-hari saya dua bulan terakhir, belum lagi kegiatan menyebarkan proposal yang kejar-kejaran dengan ketatnya waktu yang tersisa. Awalnya acara ini akan dilaksanakan sebelum bulan puasa, tapi sempat tertunda sampai akhirnya terlaksana hari ini (1 Agustus 2011). Kami melakukan yang terbaik yang kami bisa, sampai di hari-hari terakhir saya di sana…

Akhirnya kurang lebih satu minggu sebelum tanggal pelaksanaan acara pameran, saya harus meninggalkan Pelaihari, untuk kembali meniti karir saya kembali. Sebuah moment yang saya tunggu tetapi tidak saya inginkan.  Berat, tetapi harus. Ada rasa sedih dan “tanggung” karena harus meninggalkan acara yang hampir selesai ini. Saya terbang ke Jakarta dan stay di Bogor untuk sementara waktu. Maaf teman-teman, saya tidak bisa berpamitan ke setiap orang saat itu.

Sekarang,

Saya tahu ada senyum di setiap wajah teman-teman TLPC, hari ini, sebuah langkah pertama, sebuah langkah besar untuk keberlangsungan organisasi kita telah terlaksana. Doa dan air mata itu terjawab sudah. Harapan dan cita-cita semakin jelas terlihat.

Saya bangga pernah menjadi bagian dari kalian, dan saya jujur berat sekali harus meninggalkan TLPC, karena saya sudah merasa memiliki dan menemukan wadah yang membuat saya “berarti”. Kenangan dan persahabatan yang kita jalin selama ini tentu saja sangat terukir di ingatan saya, saya menghargainya dan tidak menyangkal bahwa semua sangat berarti bagi saya.

Sahabat dan rekan-rekan TLPC,

Saya mungkin akan berada jauh dan sangat jauh dari Pelaihari, tetapi saya tentu akan terus mendukung TLPC. Hehehhe, kan masih ada internet. Mohon jaga dan terus kembangkan komunitas ini menjadi komunitas yang baik, produktif dan berkualitas. Kekompakan, kerja keras, dan rasa memiliki adalah kunci keberhasilan langkah-langkah kita ke depan. Saya turut mendoakan dari sini.

Ah, sudah cukup menjadi sentimental! Mari bergembira atas kesuksesan ini! Saya terharu bahagia malam ini, karena kita berhasil! Well done! Terus semangat!

This slideshow requires JavaScript.

“Saya datang ke TLPC tanpa membawa apa-apa, tetapi saya pergi membawa ribuan kisah dan kenangan, terima kasih TLPC”

Salam Jepret!


Weekly Photo Challenge: Refreshing

Refreshing?

This…

or this…

or this one?

😀

Salam Jepret!


Weekly Photo Challenge: Worn

I found the wooden bench under a big tree on my way to a remote village nearby, no one sit on it anymore, since it’s worn and decayed…

A worn helm with my reflection on it. It’s fun! coz the reflection such a fish eye lens result! 😀


Weekly Photo Challenge: Morning

Yiiaaayyy! Morning is easy theme of weekly photo challenge this week! Let’s see morning view in the places I had ever been…

 Morning in Bogor, West Java (Salak Mountain as background)

*

Morning in Bondowoso, East Java

*

Morning in Pelaihari, South Kalimantan

*

Morning in Tabanio/Takisung, South Kalimantan

*

Morning in Kepulauan Seribu, Jakarta

*

Morning in Bandar, Brunei

*

Morning in Apopka, Florida

*

Morning in Huntersville, North Carolina

*

Morning in New York City, NY

*

*

*

😀

That’s all!

This slideshow requires JavaScript.

PS: Ternyata sebelum kenal Om NH, aku juga bisa gaya sedakep! *ngeles padahal aslinya kedinginan 😛


Weekly Photo Challenge: Numbers

Yeah, it’s quite late already… Sorry 😦

Last week theme is NUMBERS

Ross, my friend from Zimbabwe gave me about two years ago as a gift. He said this bill was not more than an US dollar!  😆 In Zimbabwe they started change the currency, the better one with smaller digits, it means this currency should not used or valid anymore. cmiiw.

Let’s count how many zeros appear there? 😆


Here

Dear humans,

Here…

where I drink at…

Regards,

Hen

***

Thanks to Kang Alam for the inspiring challenge! 🙂

*

PS: Picture was taken in an island in Kepulauan Seribu, Jakarta


Weekly Photo Challenge: Tiny

Almost forget that I participate this challenge since I have been so busy recently. But I won’t miss one of them, I promise, thus at least I will have a post in a week, 😆

TINY.. What tiny things have you ever seen? How could you say that one is tiny? This one is a bit tiny, that one is tinier, or tiniest… It’s just relative I think…

A little bright green moth landed on my paper that evening. You can compare its size with the text size. I believe that was considered as tiny, but wait, everything can be tiny if you compare with something more-more bigger that itself.

*

For example…

Can we say a human is a tiny one under the gigantic trees? I took this picture in Dramaga Forest, near from Situ Gede in Bogor. I found a lot of a big trees there, and I surely believe there are bigger ones out there, yeah somewhere I don’t know.

*

And something NOT tiny can be tiny, if they are made as mini version or toys…

An old plastic (tiny) car trapped on roof! A kid might throw that toy car to the roof and couldn’t take it back. The picture taken on a roof of abandoned house in a village. Quite scary I remember… 😀  OK, that’s all.

Salam Jepret!


Weekly Photo Challenge: Red

Since I have been so busy this week, I just simply ended up this week challenge RED by choosing one of my collection which I think would be good for this theme. Unfortunately, I found one photo only. Let’s check!

Lampion, It’s called here. Chinese paper lantern which is so popular in Chinese culture until now. Commonly appear in Chinese temple either as a real lantern or an ornament. As ornament, this lantern for some reasons, mostly is made from red paper, and If you ever visit Chinese temple like above you obviously can see that red is the major color cover up many part of the building, walls, sculptures even incense sticks. I heard Red means luck or fortune for Chinese, cmiiw.

I took this photo in a Chinese temple I visited in downtown of Bandar Seri Begawan, Brunei. I am not sure, but it was around Chinese New Year 2010, and they made such a “red festivity” all around temple. I have never seen so many hanging lantern filled up the temple sky like that before. Nice decoration, isn’t it?

*

Wait, to make sure that red is really common color for the lantern, let me play the photo color a little bit.

I believe, for you who are familiar with the lantern, you can guess the color of the lanterns even though I made it in monotone like above. It’s always red in your mind, am I right? 😀

*

Another one. Just for fun, If you want something different, try to reduce the saturation all colors but red, orange and yellow. It’s going to be like photo below! Cool! 😀

Well, I am (still) using Adobe Lightroom 3.3 for editing, if you wondering.

Happy Blogging!


Weekly Photo Challenge: Wildlife

Wildlife? Again! I found the theme of this week is so difficult, yet really challenging! 😆 For me now, who’s living in Kalimantan, where’s jungle and wildlife surely exist. I was thinking to go somewhere like a jungle nearby and find such cute animals like deer, monkey, or beautiful bird, instead of boar, wild dog or even giant snake! Those last three I mentioned are an enough reason for me to keep apart from their nest 😛

Thus, I chose 4 pictures from my collection, hoping they would be good enough for “wildlife theme” Check them out!

I ever posted long time ago some of wildlife I saw in North Carolina Zoo here, but I have never posted this one. I took the picture from outside  a big paludarium where’s some of colorful and poisonous frogs living in.

**

She is Ingrid, my friend from Nicaragua, standing next to a safari car of NC Zoo. I think this is also typical wildlife style. The popular car I saw in every africa wildlife film! 😆 but, yeah without that cute color of course! 😀

**

Where do you think this place should be in? 😀 You can find it behind a rectorate of my university (IPB). If you walk down to rectorate building from the library, you’ll pass the LSI bridge, with Lake LSI on the left and this jungle view on the right. It was still early morning when I took the picture, that’s why you can see the fog made the view really picturesque!

**

I don’t know what bird it is. I got it on a tree behind my house. One of many kinds of bird sang and flew around everyday here. Lovely one! 🙂

Salam Jepret!

*All pictures edited with Lightroom 3.3 & Photoshop Cs5


Parade Ulang Tahun SMAN 1 Pelaihari (part 2)

Melanjutkan postingan Parade Ulang Tahun SMAN 1 Pelaihari (part 1) sebelumnya, berikut ini lanjutan foto-fotonya…

This slideshow requires JavaScript.

Photos are edited with Lightroom 3.3, preset: Color Creative-Color CP 2

Semoga bisa menghibur akhir pekan pembaca semua!

Salam Jepret! dan Happy Weekend!


Parade Ulang Tahun SMAN 1 Pelaihari (part 1)

Hari Selasa kemarin, komunitas fotografi Tanah Laut (TLPC) diundang oleh OSIS SMAN 1 Pelaihari untuk ikut berpartisipasi dalam dokumentasi acara parade atau pawai dalam rangka Ulang Tahun SMA mereka ke-29 yang akan mereka adakan start pukul 8 pagi. Saya dan beberapa teman (kurang lebih 7 orang) berangkat jam 8 lewat, tiba di sana, acara sudah dimulai. Seorang guru sedang memberikan sambutan dan disusul dengan pembukaan acara.

Acara bertajuk “The Innovation of Smanpel” ini mengusung tema-tema seputar lingkungan, pendidikan, seni, olahraga dan kesehatan yang tampak dari kostum-kostum yang mereka pakai saat pawai. Setiap kelas (dari kelas X sampai XII) mempunyai tema kostum tertentu yang berbeda-beda, lucu-lucu dan kreatif. Mereka juga punya yel-yel dan iringan lagu masing-masing.

Rute pawai ini sebenarnya tidak terlalu jauh, bahkan saya sempat kecewa karena mereka tidak mengambil rute pusat kota yang jelas-jelas akan lebih menarik perhatian masyarakat. Mungkin karena alasan keamanan dan ketertiban juga, heheheeh… acara segitu aja, polisi dah dimana-mana, karena barisan anak-anak SMA itu mengambil lebih dari 1/4 badan jalan. Macet pasti! 😀

Di akhir acara mereka kembali ke halaman SMA dan menunggu acara door-prize dan pemenang untuk kelas-kelas terheboh. Rangkaian acara ini akan terus berlanjut sampai akhir bulan Mei, akan ada banyak lomba-lomba dan semacamnya, semoga saya bisa meliput lagi acara-cara mereka selanjutnya. Jadi acara pawai ini baru pembukaan saja, hahahaha… dan jujur nih ya saya udah capek, betis utamanya, gara-gara satu acara ini, hahahaha…

Menarik sekali buat saya, karena pertama kalinya saya ikut acara jepret-jepret acara pawai anak sekolah. Kita menyebar di beberapa titik di rute yang mereka akan lalui. Kita juga sempat pindah tempat tiga kali, saya dibonceng oleh teman saya melaju dengan motor mengikuti iring-iringan tersebut, mirip-mirip wartawan dari koran, I felt that I was cool enough! *narsis, hahahaha…

Ok, langsung aja ini foto-foto yang berhasil saya ambil di tengah acara. Konsepnya candid aja. Saya bagi menjadi dua postingan karena fotonya sangat banyak. Ada total 84 foto, hahahahah… Mudahan bisa terlihat semua ya 😀

This slideshow requires JavaScript.

Photos are edited with Lightroom 3.3, preset: Color Creative-Color CP 2

Kok diedit sih prim? Iya iseng-iseng nih sekalin bereksperimen.. lagi suka-suka saya dong! *songong * GakGakgakKKK….

Jangan lupa lanjut ke Parade Ulang Tahun SMAN 1 Pelaihari (part 2)

Salam Jepret!


Weekly Photo Challenge: Round

Round? It could be the easiest theme of Weekly Photo Challenge so far since I have a bunch of photos merely supported this theme. But for some reasons,  I really wanted to take the challenge by capturing new photos I would take this week. Should be easy I thought.

In fact, I didn’t get any good photo in the first 3 days 😦 What a lame! It had occupied my thought in couple past days, even a busy days couldn’t distract me from this “roundness”. In the middle, kind of admitting it’s quite hard to get “round” photo in (only) a week. It was simple yet sounded easy, but no more.

Thanks God, I found them at last!

Wheel, might be the popular chosen for the theme. I had checked out some of the participant’s and it is! 😆

On Tuesday, I was in the middle of shooting an high school anniversary parade for documentation purpose. There were some cops along the route since the parade obviously took more than a quarter of the road width, and caused traffic at the moment! 😛   I stood on the edges of the road and found a motorcycle of traffic cop parked in the middle of the road. Looks cool! I’ve never been that close with that motorcycle, and suddenly thought to approach and capture it. Hey! Round wheels! I got one! 😀

**

I found this cactus beside my house. This is actually my Mom most hated cactus. That’s why my Mom doesn’t look after this cactus very well and just put the pot in any hidden place, somewhat abandoned. Fortunately, this cactus is so vigorous one and used to raise abounding shoots turned them into a “giant thorn ball”.

Can you guess why my Mom hates this cactus terribly? This cactus has so many short-tough white thorns PLUS long-dark thorns like hook worsen it’s performance. If you see carefully, in the middle of every round, you can find “the hooks”. That hooks easily hook your hand, skin, or anything with pores when be touched, surely it’s a bit hurt, and when you start to release the hook  carelessly, I guarantee another hook already caught you! My Mom simply said: Annoying cactus!

In the next post, I will tell you about this special cactus, those special hooks and the reason I found behind why they have hooks! Hmm, It’s interesting!

Happy Blogging!

PS: Mulai besok internet sudah lancar lagi! Cihuy!


Ada Apa dengan April?

Welcome May!

Dapet contekan dari Putri Usagi buat nulis tentang apa-apa yang terjadi sebulan kemarin, syukur-syukur bisa jadi evaluasi, pelajaran dan penambah semangat bulan-bulan ke depan. Time to flash back! *ssst..orang pelupa lagi mikir keras*

Awal-awal bulan April sempet dibikin tewas sesaat karena hectic ikutan lomba Kecubung 3 Warna di BlogCamp, maklum kita pada deadliners semua (Saya, Putri dan Irvan) jadinya jatuh bangun buat ngejar batas waktu lomba dan sempet pake acara demam segala pula. Fiuh, tapi akhirnya lumayan juga hasilnya, bisa jadi juara 5! Cihuy! Lumayan bisa nambahin tabungan plus dapat hadiah buku dari Pakde : “Seroja” *ternyata kita bertiga dapat buku yang sama lho, mau barter gak put? gakgakgakgakkk… Thanks Pakdhe!

Hmm.. Awal april ini juga saya resmi bergabung dengan Komunitas Fotografi di Kabupaten Tanah Laut, tempat saya tinggal sekarang, bernama Mata Lensa Tanah Laut, yang belakangan telah mengubah nama menjadi Tanah Laut Photo Club (TLPC), heheheh… maklum organisasi baru, suka masih galau, haiyah! Langsung juga ikutan hunting bareng di pantai Suarangan, dan mulai belajar portrait (pake model), ternyata susah juga.. hehehhe…

Bulan April ini juga TLPC mulai bergerak cepat, kami mulai bergerak untuk legalitas organisasi, pergi ke notaris dan kantor-kantor  pemerintah, bikin baju dan ID-card, ketik Profile organisasi dan proposal. Hmmm… Dari komunitas ini, saya lumayan dapat temen-temen baru, seneng juga berada di komunitas yang bisa belajar, bergaul dan having fun! Saya mendukung sekali keberlangsungan organisasi ini karena saya bisa melihat prospek yang bagus ke depannya. Semangat teman-teman!

Hmm, iya bulan April ini saya juga datang banyak banget paket buku, baik karena lomba ataupun gift dari blogger yang baik hati. Blog saya juga mulai dikunjungi oleh wajah-wajah baru *yang ngerasa baru say cheese! Wakakakakak… penuh warna warni, mulai dari blog ibu-ibu yang masih setia nyeritain tentang anak dan suaminya, blog anak muda galau yang suka nulis cerita panjang-panjang, sampai om-om satu almamater yang punya foto-foto keren! Gak lupa juga beberapa blogger lama yang mulai rajin update tulisan, join Post a Day 2011, join Weekly Photo Challenge *yes berhasil terhasut!, dan blogger pemusik yang lagi demen posting video-video keren+narsis dan para pengamen yang lucu2 ngeluarin album baru! Cool! You guys simply colored my life!

Bulan april ini Weekly Photo Challenge berhasil diikuti semua! Bagi teman-teman wordpress yang suka foto-foto *dengan kamera apapun, plis ikut program ini! Kenapa saya semangat menghasut? Karena program ini meningkatkan kreatifitas, relatif mudah, bisa nambah-nambahin postingan dan cerita tiap minggunya, dan tentunya traffic + persahabatan makin banyak, banyak lho blogger asing yang nyasar ke blog saya gara-gara foto. Hihihihiihih… Oh iya, program ini gak maksa kita bercerita tentang foto dalam bahasa Inggris kok, silahkan pakai bahasa kita aja, ntar kalo mereka pada bingung, itu sih derita bule-bule yang pengen baca, 😛 wkakakakak…

Mulai aktif lagi ikut di siaran radio bahasa Inggris tiap jumat malam di sebuah radio lokal dan sempet terkejut saat panitia sebuah kontes bercerita dalam bahasa inggris meminta saya jadi juri! *pasti ini kecelakaan! Wakakakakak… Pilihan yang baik dan buruk. Baik karena saya bisa sekalian jadi seksi dokumentasi dan buruk karena saya gak siap apa-apa, dari skill dan baju! *Kemeja gak disetrika pun dipake! hmm… bulan April ini target untuk baca novel Inggris belom selesai 🙄 Semoga bisa lebih lancar bulan ini! Yes!

Project bikin header pemenang kedua Lomba Header Impian, Grandis, berhasil dicancel karena ribet sama layout blogspot dan diganti dengan pengiriman benih Torenia yang saya kumpulkan selama sebulan, wkakakakaka… Since he likes gardening so much, I hope that could be a nice replacement and yet a challenge for him to grow Torenia! Chaiyo Grandis! Next one… header buat Bunda Lily, Bund, maafkan anakmu ini yang lelet banget ngerjainnya… I’ll do my best! *ngerayu 😀

Anyway, bulan ini selain dapet job buat foto-foto di nikahan yang sederhana itu, saya juga dapet job buat pemotretan dua ABG yang cantik-cantik, selama dua hari-dua lokasi, hihihihihi… Job ini pun memaksa saya untuk belajar foto portrait lebih baik lagi, meskipun amatir, tapi hasilnya cukup memuaskan mereka lho, bahkan mereka mau lagi for the next project! Cihuy! Sambil menyelam minum air, sambil jalan-jalan dan belajar moto, bisa dapet duit, hihihihihi… Kapan-kapan saya posting deh hasil job ini! 😀

Bulan ini juga dapat kucuran semangat untuk berbisnis dari blogger-blogger yang sudah memulai bisnisnya sendiri. Awalnya mereka hanya kirim email secara personal tentang hal-hal sederhana di postingan saya, tetapi malah berlanjut ke arah diskusi ke masalah bisnis dan masa depan. Nice! Saya salut sama mereka-mereka ini karena mampu berbagi hal-hal yang positif  dan semangat yang begitu membara! Oh iya, dapat juga E-book dari Mas Isro sebagai kado ultah blognya. Tapi belom  download karena internet masih lemot parah! Thanks ya Mas!

Nah, menjelang Ujian Nasional anak-anak SMP selama seminggu saya diminta ngelesin anak tetangga, hehehehe…  Bahasa Inggris dan Matematika oke lha bisa, nah pas IPA justru saya pusing gara2 banyak rumus fisika bertebaran, wkakakkakaak… susah juga ternyata! 😛 Mudah-mudahan lulus ya Dik Elsa. Maaf kalo guru lesnya suka manyun+jidat kerut-kerut agak lama kalo liat soal-soal fisika, hihihihi…

Lain-lain, kegiatan saya masih gitu-gitu aja, berenang rutin 2 kali seminggu, ubek-ubek tanaman di halaman belakang, nyuci baju, ngembat cemilan di dapur sampe nyikat kamar mandi, hehehehe… Oh iya, bulan april ini saya lagi nunggu kabar tentang kerjaan, eh dapat kabar ternyata masih harus menunggu lagi, ya sudah ternyata emang harus sabar… Mudah-mudahan impian saya balik ke Bogor bisa segera terlaksana. Amin. Jealous aja sama temen-temen yang pada doyan bolak-balik kopdar kaya orang ngemil, thus I need to make sure to arrange kopdar schedule properly! *sok iye banget kaya ada yang mau kopdaran aja! GakgakgaKKgakkk… 😀

Well, that’s all for April! So busy, So colorful and yet, So worthy!

Happy Monday!

PS: berhubung internet lagi lemot lebay, acara BW masih dalam suasana merayap dan tertatih! *haiyah!


Weekly Photo Challenge: One

Theme for this week photo challenge is ONE!

Slightly difficult to choose which is the best picture for this theme, hmm, but I am really into these pictures, check them out!

One tower. or just a pole? I believe it’s not a lighthouse! 😆 I captured this one when I was visiting Takisung, a beach nearby. Every time I saw it, I supposed it would always intrigue me that the tower was built for any reason that I really don’t know. 🙄

One Duck among Chickens. Hey, what a confident duck,wasn’t it? The chicken group was friendly as well. I thought the duck would keep apart from the chickens or got expelled instead. Otherwise, they shared the meal peacefully in difference, Nice moral!

Happy Blogging!

PS: Maaf belum bisa BW ke rumah teman-teman, saya sibuk banget akhir-akhir ini… hiks…


Weekly Photo Challenge: Lines

As usual, I am taking challenge to post weekly photo today, themed LINES!

First Photo!

I was stopped by this view while I walk down on a sidewalk in NYC. I forgot the name of the street or avenue but surely it was around the Museum of Modern Art since I was on my way to go there.

It was a window’s display of a store. Kind of interesting artistic decoration for me. Colorful glowing pipes combined with colorful cotton behind (Do you think it’s cotton?) I bet it was such a fabric store or something. Unfortunately, I put my “zoom” lens on my camera, then I couldn’t make a wide angle picture (to get the whole display), since I was so hurry that time, I just took the picture quickly and left. Can you guess what store it was?

The second one…

A usual bridge made of steel and concrete that you can find easily in Kalimantan where I live now. This bridge goes over a river, hmmm or swamp? I am not sure 😆 and I don’t know the reason why government made a similar style of the bridge like above. I think coz it is cheaper! 😀

It was in afternoon, on the way home after attending a wedding in small village, I got down from my motorcycle, standing in the middle of the road, made a symmetrical view, and shot!  Don’t try this if the road is traffic I am telling you! 😆

Happy Blogging!


Weekly Photo Challenge: Old

An old woman I met was sitting in the kitchen. She’s my friend’s grandma, visited my friend’s house for a wedding ceremony of her grand-daughter. I don’t know her name, neither her age. We just called her “Mbah” simply nickname means “grandma”.

 

Mbah came from a village in Central-Java, crossed the sea to our island in her age. I do believe it is such a strong effort, yet admirable. She spook Javanese with a gently thick accent, acted like an old lady, tend to be calm, groomed, poised but still humble, represent her age and ancient javanese background she preserved.

 

In the following days, I met her, she was wearing Kebaya again. Kebaya is a traditional javanese women dress. We actually have now, modern ones which are more colorful and stylist, but surely for ceremonial event only, not as daily clothes. But she is still wearing the old style ones every day, again, every single day. For me it looks so uncomfortable.

 

I asked her relatives, “Doesn’t she want to change her dress to more comfortable one, such a daster (maternity dress)?”

“She doesn’t want”

“But, why?”

“I don’t know… She just looks like other old lady in her village, kind of an inherited habit… ”

 

I’ve never got the exact reason from her until now. I am wondering how tough she preserves the culture while present women might start to be “take it easy”, and I am thinking whether other old javanese ladies out there do the same thing. and how many? How long? Do you have idea?

 

Hmmm… Interesting and rare.

 

PS: sorry for my poor english! 🙂


Weekly Photo Challenge: Light

I admit that I missed the previous challenge last week, not because I didn’t have any photo, but I was just simply busy occupied by a writing competition, and thus I forgot it! 😆

This week photo challenge’s theme is LIGHT!

A Little Light, A Big Help

 

This photo was taken last evening, when my village got no power. It took about 2 hours started at 7 pm. My little brother and his friend had a homework to do which embroiled them into a such a studying in the dark.

Most of houses in Indonesia, esp. in village must have kerosene lamp as substitute of light whenever the power have been cut for awhile. It’s surely annoying, but as you see, it couldn’t discourage students, e.g. my brother to keep studying.

Simply touchy for me wondering how hard people a long-long time ago lived without electricity. Utterly miserable for everyone, for students as well, but no reason to stop studying. As long as they have light, however weak it is, it would become a really big help, and they shouldn’t ever give up to such a situation.

Should be a gratitude having nice light like now, isn’t it?  🙂

Happy Blogging!


Hunting bareng Komunitas

Hmm, another report about photography…

 

Seperti judulnya, kali ini saya akan cerita tentang hunting pertama saya dengan komunitas fotografi di sini, Namanya: Mata Lensa Tanah Laut. Tanah Laut itu nama kabupaten tempat saya tinggal sekarang.

 

Pertama kali liat: Nice! Jujur saya baru tahu ada komunitas foto-foto di kota ini, dari “gerak-geriknya” komunitas ini termasuk masih baru terbentuk, saya mengenalnya dari FB teman. Langsung aja saya klik “Join”, gak lama saya di confirm! Yes! Saya mulai lihat-lihat isinya… 🙂 Lumayan lho.. jangan disangka komunitas ini cuma komunitas lokal dengan SDM yang pas-pasan, justru hasil-hasilnya lumayan bagus! Meskipun saya lihat interest mereka lebih kepada human, alias model-model bertebaran di mana-mana.. 😀

 

Anggotanya juga beragam dari pelajar, mahasiswa, hobiis, sampai pelaku bisnis photography. Nah, saya bisa belajar di sini nih, hihihihii.. lumayan kan daripada saya hunting sendiri gak jelas, mendingan ngikut komunitas ini, syukur-syukur dapat ilmu dan menambah teman, oh ya selain itu saya bisa ikut jalan-jalan kan, hahhahaah… *ini yang paling penting sebenernya 😉

 

OK, langsung aja. Jumat kemarin saya ikut komunitas ini hunting di tepi pantai Suarangan, salah satu pantai dekat sini yang ditempuh dengan 1-1,5 jam dengan motor. Acara hunting kali ini gak terlalu rame, saya dan 4 teman lain berangkat dari Pelaihari sekitar pukul 2. Naasnya, kita kejar-kejaran dengan hujan, alhasil baju dan celana basah semua, hiks-hiks. Di tengah jalan, kami menjemput anggota lain, 2 orang, dan 4 orang model! jadi lumayan rame lha.

 

Yang bikin seru sebenarnya bukan acara hunting di pantainya, tetapi justru perjalanan menuju ke sana yang penuh dengan jalan berlubang dan track berlumpur dan penuh genangan, plus hujan rintik-rintik! Ini outbond apa hunting ya..? (- -‘) what a perfect day for sleep! 😆

 

Ini juga merupakan hunting pertama saya dengan komunitas fotografi, karena sebelumnya saya gak pernah tuh ikut-ikut komunitas beginian, apalagi hunting bareng! Kalo hunting makanan sih iya sering,,, hihihihi…

Sampai di lokasi, Wow, sebenernya banyak tempat bagus buat di foto, cuma cuaca gak mendukung banget, mendung, angin kencang, dan rintik-rintik. Para model mulai ganti baju dan lenggok kesan-kemari udah kaya haus jepretan, saya cuma berdoa moga mereka gak masuk angin aja.. wkakakaka…

Nah berhubung saya amatir banget *baca: katrok), saya justru bingung how to handle human in capturing! Kalau yang lain seperti sudah biasa mengarahkan gaya para model, saya malah bengong memperhatikan tingkah para senior, wuakakakak… Saya kayanya gak bisa atau gak bakat ya? mengucapkan kata-kata : kepala agak nunduk, bahu miring, angkat paha, mata liat sini, liat sana, merem, melek, juling dan sebagainya… yang ada malah: foto bareng yuk! *Haiyah!

 

We don’t have much time pim! Saya pun akhirnya pede ikutan moto-moto di belakang para senior, karena gak berani manggil2 modelnya akhirnya jepretan saya kebanyakan ya candid gitu, artinya mata model melihat kamera tetangga, wkakakak… tetapi para model juga sempet bergaya sendiri, sadar kalau saya akan menjepret mereka, lumayan kan, untungnya mereka kreatif bisa gaya-gaya sendiri tanpa disuruh… hihihihi, meskipun beberapa kali saya lihat hasil jepretan saya: OMG, jelek! wkakakaka… gelap! Dan kenapa ya waktu pake flash bukannya bagus, malah jayus! (- -‘) I hate my flash.

 

Berhubung hujan makin lebat dan angin bikin suasana makin dingin parah, belum lagi kita bolak-balik ngelap lensa gara-gara basah, gak sampai 30 menit, kita memutuskan untuk berteduh dan acara pun udahan, kita balik. Sedikit mengecewakan, tapi emang cuaca kan susah diatur, artinya next time harus liat juga kondisi cuaca atau bawa pawang! Wakakaka…

 

Ini foto saat kita berteduh di bawah terpal yang lagi nganggur di tepi pantai itu 😀

Hehehehe… saya yang dibelakang pake kacamata silau sebelah, kerah kebelek…wkakakakka..

 

 

Dan berikut ini beberapa hasil jepretan saya di sana. Ini juga pertama kalinya saya ngedit pake Adobe Lightroom, Nice and simple software! bagus banget buat yang gak mau ribet sama Photoshop!

Memancing di Kala Hujan

Pantai dan Mendung

Dapat nggak ya?

 

Kenapa ada karung-karung berbaris?

 

Jejak apakah ini?

 

Terdampar...

 

Untuk pemandangan saya edit tetap dengan warna, tapi untuk model, karena saya gak pake flash dan hasilnya gelap, saya jadiin aja sekalian black and white…*ngeles 🙂

 

Untuk foto-foto dengan model saya coba pakai slideshow… *asli saya baru tau caranya, wkakakaka…

This slideshow requires JavaScript.

 

 

Nah, saya jujur jarang foto-foto orang/ model yang dengan sengaja meliuk-liuk di depan kamera, hehehehe… Mudahan lain kali lebih baik lagi… katanya sih saya harus lebih banyak belajar moto potrait! Sip deh! 😀

 

Salam Jepret!


Weekly Photo Challenge: Spring

It was spring 2009 in North Carolina, US. Some of ready harvested Dahlia groups are on the track waiting to be picked up by shipper of the greenhouses.

If you wanna get some awesome views of  “Spring Festivity”, visit a greenhouse! I bet they are in the busiest season with annuals and numerous kind of flowers. I never get bored…

 

Spring is time when you can see abounding flowers come up, smell the melted snow, feel the fresh air breezes, and touch a newborn sunlight…


Weekly Photo Challenge: Home

This is my first participation in Weekly Photo Challange! Hopefully I can follow this “festivity” consistently every week. I am excited, yet tempted by this easy- creativity still required- challenge! Would you  like to join me? This week theme is HOME!

 

Sunset in Bogor

It’s been 7 months since I left this city, Bogor. A humid and peaceful city where I spent my years in university. They call it Rain City which requires you not forget to bring umbrella wherever you go 🙂

 

The picture was taken from my balcony of my (ex) rent room in Darmaga, it’s quite often finding moments like this after afternoon rains… It’s silently beautiful…

 

Another home…

Home sweet home, I’ll be back I said, I won’t lie…

Damn, I just simply miss it…


Siaran Radio Bahasa Inggris

Sahabat,

 

saya mau bercerita tentang kegiatan saya jumat kemarin.

 

Awalnya sekitar seminggu yang lalu. Ada seorang teman lama yang saya sudah lupa wajah dan namanya, dia adalah Rijani, adik kelas saya sewaktu SD di Kalimantan. Dia datang memperkenalkan diri dan menawarkan kegiatan sukarela untung menjadi tamu di sebuah stasiun radio lokal milik pemerintah daerah sini. Eh? Saya? Dia menjelaskan lagi, ini untuk mengisi salah satu program acara mereka yaitu program siaran bahasa inggris. Owww, Hahahahahaha… Dia rupanya dengar saya punya pengalaman di luar negeri, dan berharap saya bisa sharing dan berdiskusi di acara tersebut.

 

Tawaran itu tentu saja saya iyakan. Berhubung saya pengangguran gak tetap (kadang nganggur kadang sok sibuk 😛 ), saya menyambut dengan gembira. Jarang-jarang kan bisa masuk radio dan lagi pula ini kegiatan positive. Itung-itung saya juga bisa melatih inggris saya yang sudah mulai lumutan. 😀

 

Jumat kemarin, saya jadi siaran! Sebenarnya bukan sebagai “tamu” apalagi “bintang tamu”, tapi lebih kepada “teman diskusi”. Saya pikir tadinya Rijani adalah penyiar atau host program ini, ternyata dia juga seorang “teman diskusi”. Host acara ini tidak lain adalah anak SMP bernama Maruli. Ya ampun, muda sekali saya pikir, tetapi sudah berani berbicara dalam bahasa Inggris. Saya waktu SMP ngapain aja ya??? Hahahahhaha….

 

Acara ini memang disupport oleh pihak sebuah SMP di sini yang mempunyai kelas internasional, jadi host dan teman diskusi kebanyakan berasal dari siswa SMP tersebut. Hanya saja hari itu sepi. Cuma Rijani dan saya sebagai teman diskusi, plus Maruli sebagai host.

 

Kita akhirnya mengangkat topic tentang “How Important English for You”. Awalnya saya bingung alias nervous akan seperti apa diskusi pada acara ini, tetapi syukurlah saya bisa menguasai suasana *songong,  Hahahhaah… diskusi berjalan hangat dan baik-baik saja, hehehehe… Maruli meskipun kadang terbata-bata memperlihatkan tekad yang kuat berbicara bahasa Inggris, dan Rijani yang ternyata guru bahasa inggris, juga dapat memancing saya bercuap-cuap. Well, not that perfect actually, but considered not bad. 🙂

 

Entah karena apa Maruli terlihat gak focus di saat awal acara, sampai-sampai dia salah mengklik lagu yang seharusnya dia putar menjadi lagu sebelumnya, jadi kita mendengarkan lagu yang sama dua kali berturut-turut, dan parahnya dia gak sengaja menyetop lagu di 30 detik sebelum lagu itu selesai, hahahaha… sedikit kacau, tetapi untungnya Maruli segera bisa mengatasi suasana itu. Oh iya, dalam acara juga sempat ada dua penelepon (seharusnya bisa lebih), jadi cukup seru saya pikir, ada interaksi antara kami dengan pendegar… Nice program!

 

Satu jam berlalu tanpa terasa, lucunya saat saya ditanya kesimpulan, saya malah balik bertanya “Sorry, is this over?” Hahahaah… dasar! Lugu amat ya… gak nyadar kalau sudah abis waktu.

 

Siaran pertama itu cukup membuat saya ketagihan. Rijani bilang saya bisa dating lain kali. Dan Dia juga mengundang saya untuk ikut bergabung dalam English Club yang diadakan di SMP tersebut setiap senin! Wow..what an honor! Saya senang sekali, ada kegiatan positive seperti ini, at least saya gak cuma diam di rumah kan. Bagitulah cerita kegiatan baru saya, mudahan senin ini akan ada cerita lagi di English club. I can’t wait!

 

Lucunya, orang rumah ternyata sibuk dengerin juga siaran itu. Adik saya malah mendengarkan dengan teman-temannya. Walhasil para tetangga mulai bergosip kalo si Prima tampil di radio, minggu depan mereka mau dengerin lagi, aduh!  Dasar ibu-ibu…

**

Oh iya, ini bukan pertama kalinya saya tampil di radio, sewaku SMA saya punya pengalaman tampil di radio yang berakhir dengan cerita konyol, kedua kali saya juga tampil di radio sewaktu masih mahasiswa di bogor untuk acara yang lebih konyol… kapan-kapan saya ceritain! 😀

 

PS: kapan-kapan saya ambilin foto kegiatannya 😛 kali ini gak ada dulu ya…

 

Happy Blogging!


Doa Nur

Sahabat, kali ini saya menulis cerita fiksi lagi, mohon maaf jika ada perbedaan paham, namanya juga fiksi :mrgreen:

 

Nur masih tertegun di bibir tangga masjid. Matanya kosong, seperti sedang menerawang entah kemana. Beberapa teman-teman seumurannya berlarian ke luar masjid, sesekali dibarengi gelak tawa dan senyuman. Orang-orang dewasa juga mulai meninggalkan masjid. Pengajian malam itu sudah selesai dan waktu telah menunjukkan pukul sembilan.

Gadis kecil berumur sebelas tahun itu menoleh ke arah seorang lelaki tua, dialah Ustad Lutfi yang mengisi materi pengajian hari ini. Matanya terus memandang orang tua itu sampai menghilang di kegelapan. Bibir Nur bergetar sesekali, seolah-seolah ingin menyampaikan sesuatu. Suatu pertanyaan yang mengganjal di hatinya sedari tadi.

Nur mengalihkan pandangannya. Dia urungkan niatnya untuk bertanya. Malam sudah makin larut. Nur kemudian meraih sandal jepit usangnya, memeluk sajadah dan mukena yang penuh jahitan, dan berjalan pelan.

Langkah kaki Nur sedikit pelan malam itu. Rumah Nur agak sedikit jauh dari masjid tetapi tidak pernah menghalanginya untuk pergi ke pengajian. Nur, gadis  kecil yang berani dan mandiri itu masih menerawang ke sebuah ucapan yang masih terngiang di telinganya. Ucapan yang membuat hatinya takut.

…Kemudian semua manusia akan di bangkitkan oleh Allah, dikumpulkan di suatu padang yang luas, bernama Masyar. Kita kan dibangkitkan sebagai manusia yang muda, kita tidak lagi saling mengenal, tidak lagi mengenal anak, istri, orang tua. Hanya diri kita sendiri yang akan mempertanggung jawabkan segala perbuatan kita di dunia…

 

Secuil kalimat ustad malam itu seolah-oleh membuat Nur takut. Dia takut hari akhir itu tiba. Dia takut hari kebangkitan itu tiba. Dia takut akan sesuatu.

Nur meremas semakin kuat sajadahnya. Jalanan sudah sepi malam itu. Nur mempercepat langkah kakinya. Pikirannya melayang ke wajah Ibunya dan semua kenangan bersama ibunya.

Nur hidup sebagai anak yatim. Ibunya berjualan sayur setiap hari di pasar. Mereka hidup sederhana dan bahagia selama ini meskipun terkadang beratnya biaya hidup dan sekolah Nur terkadang membuat Ibu Nur harus bekerja lebih keras demi beberapa lembar rupiah. Rumah peninggalan ayahnya dari anyaman bambu itu menaungi mereka dari panas dan hujan. Meskipun begitu, Nur bahagia tinggal bersama Ibunya.

Nur, mengusap air mataya dengan kerudung putihnya. Air mata itu tiba-tiba mengalir pelan dari ujung matanya. Nur teringat akan kerja keras ibunya selama ini. Nur teringat dia pernah mengeluh karena harus menyicil biaya buku sekolah. Nur juga pernah mogok makan, hanya karena ibunya membatalkan janji menggorengkannya ayam hari itu. Nur pernah juga memaksa ibu untuk membelikannya majalah anak-anak, padahal Nur bisa saja meminjam pada temannya.

Ibu kini sudah sering sakit-sakitan. Batuk ibu tidak juga reda seminggu terakhir. Mantri puskesmas bilang kemungkinan ibu terkena TBC. Ibu, apa Ibu marah pada Nur? Apa ibu lelah bekerja? Apa ibu menahan sakit selama ini? apa Ibu tidak takut sendiri di rumah?

Air mata Nur semakin deras mengalir. Nur berlari menuju rumahnya yang sudah tampak dari jauh. Gadis kecil itu mengambil langkah tercepatnya. Sandal jepit itu menghantam batu jalanan dengan gesit, jilbab putih itu berkibar di tiup angin. Mata Nur sudah nanar. Bibirnya seperti ingin meneriakkan sesuatu. Ada sesuau yang ingin dia sampaikan kepada ibunya, sesuatu yang penting, sesuatu yang mungkin tidak bisa dia ubah.

 

Nur membuka pintu dapur dan menuju ke kamar. Ibunya sedang terbaring di sana. Bibir wanita tua itu jelas sedang tersenyum melihat anak semata wayangnya telah datang. Nur seketika memeluk wanita tua itu dan menangis tak terbendung. Badan kurus wanita itu tidak mengurangi hangatnya pelukan seorang ibu. Ibu Nur mengusap punggung anaknya lembut.

 

“Ada apa Nur? Kenapa nangis?”

 

Nur seperti tidak mampu membuka bibirnya. Air mata dan isakan itu masih menyelemuti wajahnya. Nur mendekatkan bibirnya pada telinga Ibunya. Bibirnya berbisik lirih.

 

“Bu, Nur takut. Nur nggak mau ninggalin Ibu, Nur gak mau melupakan Ibu…  selamanya…”

 

Wanita itu tersenyum, air matanya tak terbendung mendengar ucapan anaknya. Dia yakin sesuatu di pengajian malam ini menyentuh hati anaknya.

Gadis kecil yang masih begitu polos dan apa adanya itu masih memeluknya Ibunya, bibirnya bergetar dan berdoa malam itu. Sebuah doa yang mungkin tidak pernah diucapkan anak-anak lain. Doa yang mungkin tidak akan pernah terkabul.

 

Tuhan, jika hari akhir itu tiba. Kau boleh hapus semua ingatanku selama di dunia, tapi janganlah  Kau hapus ingatanku akan Ibuku karena aku tidak ingin dia sendiri dan kesepian.

***

 

Sahabat, hikmah cerita ini adalah:

  1. Jangan sia-siakan waktu bersama-sama orang tua kita, kita tidak tahu sampai kapan kita bisa bersama mereka dan sampai kapan kita bisa mengingatnya.
  2. Berbaktilah sebanyak-banyaknya kepada Ibu dan Ayah selagi mereka masih hidup.
  3. Ingatan kita dalah milik Tuhan. Tuhan bisa menghapus ingatan kita kapan saja.

Artikel ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan Cermin Berhikmah di New BlogCamp.

*gambar dari sini


Get Lost in Indonesia Participation (part 2)

Partisipasi dalam Get Lost in Indonesia bagian kedua.

Hari ini posting 3 gambar lagi buat Get Lost in Indonesia di facebook. Senang rasanya bisa ikut berpartispasi demi kemajuan bangsa. Sebelum ini saya juga sudah pernah posting tentang program ini di sini: Get Lost in Indonesia Participation

Ayo Losteners (begitu mereka menyebut para participant)! Mari bergerak bersama! 😀

Wisata Gunung Khayangan, Pelaihari, Kalimantan Selatan

 

Sungai Martapura, Banjarmasin, Kalimantan Selatan

 

Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat


Get Lost in Indonesia Participation

Partisipasi dalam Get Lost in Indonesia.

Kangen rasanya iseng-iseng kemarin saya membuka kaskus, sebuah forum besar yang cukup terkenal, hmmmm…ada hot thread yang cukup menyita perhatian saya: Get Lost in Indonesia, sebuah gerakan 3 anak muda mengumpulkan dokumentasi atau gambar dari tempat dan hal- hal unik tentang negeri ini.

Bertolak dari keinginan untuk membangkitkan pariwisata negeri ini yang sangat kaya namun tidak mampu bersaing dengan negara tetangga yang melesat sangat cepat. Dengan kekayaan negeri ini, mengumpukan dokumentasi dari semua tempat dan keunikan negeri ini nantinya akan mempermudah pemerintah kita untuk membangkitkan pariwisata dan image negeri ini di mata dunia. Siapakah yang dapat mengumpulkan itu semua? Jawabannya adalah KITA SENDIRI, 240 juta penduduk Indonesia, bergerak bersama!

Respon positif tampak dari ratusan kiriman gambar ke facebook Get Lost in Indonesia. Ide sederhana yang cukup positif menurut saya. Saya pun tergerak untuk ikut andil, mumpung dua tahun terakhir ini saya sempet pergi ke beberapa tempat di Indonesia, dan foto saya juga gak jelek-jelek amat :mrgreen: . Maka kemarin terkirimlah 3 photo perdana untuk Get Lost in Indonesia. Lain waktu mungkin saya akan tambahkan lagi 😀

Lokasi: Nusa Dua, Bali


Lokasi: Pulau Semak- Kepulauan Seribu, Jakarta

 

Lokasi: Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi (dilihat dari Selat Bali)


Apakah anda tertarik ikut serta?

Cekidot di Kaskus:

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5503691

atau di Facebook:

http://www.facebook.com/GetLostinIndonesia?ref=mf