Frames, Green, Rustle and Sweet Tea

Belajar dengan Telinga

Sahabat,

Pasti banyak di antara kita yang merasa stuck dengan kemampuan Bahasa Inggris kita. Ada yang merasa pas-pasan, ada yang menyerah karena merasa tidak mengalami perkembangan berarti meskipun sudah belajar mati-matian, bahkan ada yang merasa gak bakat, atau malah enggan. Jangan tanya saya kenapa, saya sendiri pun mengalami banyak dilema seputar bahasa internasional ini 😀

 

Di postingan “Ngemeng Doang” yang lalu saya bercerita mengenai dilema nilai TOEFL saya yang aneh bin ajaib, karena nilai listening saya yang jauh melesat, sedangkan nilai yang lain amblas Entah kemana. Beberapa komentar dari teman-tema menyebut kebalikannya. Mereka baik di nilai lain, tetapi jika harus berbicara langsung, mereka tidak lebih baik. Saya sendiri sedang berusaha untuk menyeimbangkan antara skill berbicara dan skill menulis. Itu dilema saya.

Setiap orang  pasti mengalami dilemanya masing-masing dengan yang namanya Bahasa Inggris. Meskipun bahasa ini sudah diajarkan semenjak di bangku SD, bertahun-tahun lamanya, tetapi tetap saja kita banyak memilih prinsip “kalau bisa dihindari, kenapa harus dideketin” :mrgreen:

 

Wajar  saja sebenarnya kalau kita berbahasa Inggris tidak selancar native, toh kita juga seoarang native buat bahasa kita sendiri, Bahasa Indonesia. Lagipula jika kita pikir-pikir, Bahasa Inggris itu bisa jadi bahasa ke-3, ke-4 atau ke-5 kita. Kok bisa? Ya, saya sendiri, bisa berbahasa Indonesia, Jawa, Banjar, Madura dan Sunda, artinya Bahasa Inggris adalah bahasa ke-6 saya. Nah, buktinya kita bisa mengerti banyak bahasa daerah. Artinya Bahasa Inggris itu sebenarnya bisa jadi bahasa daerah kita juga kan? *Bahasa daerah dari hongkong! 😀 Kenapa kita mudah belajar bahasa daerah? Mungkin saja karena kita terbiasa mendengarkan. Ya nggak?

 

Bahasa Inggris saya berkembang pesat saat saya sempat tinggal di US selama setahun. Terutama listening dan speaking. Bukan karena saya belajar Bahasa Inggris atau ambil kursus Inggris di sana tetapi hanya karena, mau tidak mau, saya mendengar bahasa itu setiap hari. Every single day. Kebayang kan, bagaimana yang tadinya kita bisa cuap-cuap seenak jidat di negeri sendiri, tiba-tiba dihadapkan pada situasi dimana setiap kata keluar melalui pemikiran dahulu. Jadilah saya sedikit kalem. Kalem-kalem minder :mrgreen:

 

Pengalaman berbicara dan mendengarkan Bahasa Inggris ini tentu saja banyak dipenuhi kejadian lucu dan menarik. Berbicara dengan native yang punya aksen macem-macem dan style berbicara berbeda bisa jadi suatu dilema baru, belum lagi ditambah dengan interaksi dengan student asing lain yang pastinya masih sama-sama belajar. Dalam kasus saya terkadang English seorang student bisa jadi merusak English student lain, hahahahaha…

 

 

Satu kali saya berbicara dengan student Brazil bernama Leo.

“I like miyuk, how about you?”

“What? Miyuk?”

“yes, miyuk… you don’t know?”

“What’s that?”

“drink”

“Is that from fruit?”

“No, no, no…”

“It’s alcohol?”

“Nooo, it’s good”

“I don’t know…”

Lama saya dan Leo tanya jawab hanya untuk sekedar menjawab apa sebenarnya minuman bernama miyuk itu. Tapi tidak juga menemukan makna kata itu.

“what’s the color?”

“white”

“OMG, Leo, do you mean MILK??”

“Yes, MIYUK!”

 

 

Sodara-sodara ternyata emang tuh orang Brazil nggak bisa ngucapin huruf L ketemu K, Hahahahah… MILK berubah jadi MIYUK. Kali ini saya belajar bahkan satu kata sederhana bisa tidak dimengerti hanya karena adanya aksen.

Lain halnya dengan Fernanda, dia student Brazil keturunan Jerman, senang menggunakan imbuhan “don’t you think?”. Setiap pertanyaan dan pernyataan akan diimbuhi dengan kata-kata itu.

“It’s good, don’t you think?”

“I think you like flower, don’t you think?”

“I don’t know, don’t you think?”

“I don’t think it correct, don’t you think?”

Duh, malah riweh nggak sih? Untuk hal ini saya kadang harus membiasakan diri untuk mengenali mana pernyataan mana imbuhan. Jangan dicontoh ya. Sengaja tidak sengaja saya justru sempat ikut-ikutan menggunakan kata-kata ini.

“Fernanda I think you need to stop say-don’t you think-, don’t you think?” *bingung deh lu 😆

 

 

Lain student Brazil, lain lagi student dari Ukraine yang suka menambahkan kata “yes” disebuah pertanyaan.

“Prima, you like chocolate, yes?”

“he does not know, yes?”

“it is delicious, yes?”

Fungsinya seperti “right” pada “It’s nice, right?”, hanya saja karena bahasa asli mereka suka menggunakan “Da” yang berarti “yes” di akhir kalimat, kebiasaan ini malah terbawa sampai ke Bahasa Inggris.

 

Ada satu anak Ukraine senior bernama Vladimir yang sudah lumayan dalam berbahasa Inggris karena pergaulannya yang intensif dengan native. Suatu pagi di bulan pertama saya di US, dia menyapa saya pagi itu.

“Prima, What’s up man!”

Nah saya bingung deh apa artinya? Gimana menjawabnya? Saya taunya How are you?

Kemudian saya dengan polosnya bertanya tentang “what’s up”, hmmm… fungsinya sama dengan how are you, hanya saja kita bisa menjawabnya dengan “what’s up” juga atau dijawab, fine, good, seperti biasa. Oh iya, orang Amerika suka menggunakan sapaan “How are you doing” yang tidak terdengar “are” nya, sehingga menjadi “How you doing?”

 

 

Ada karyawan di tempat kerja bernama Perc, dia orang kulit hitam yang jika berbicara seperti sedang nge-rap! Yeah, mereka punya aksen yang kental, persis seperti yang di film-film atau lagu barat. Satu hari saya sedang santai bekerja. Hari itu memang hari yang santai buat semua orang.

“Primo (he called me Primo, not Prima), what’s up… Are you chilling?”

Saya sempet bingung…dan menjawab sekenanya:” No Perc, It’s hot!”

Suasana Greenhouse siang itu memang panas, kok bisa-bisanya dia bilang “dingin”? Perc cuma ketawa geli dengar jawaban saya, dan ternyata…

Ya Tuhan , ternyata “chilling” yang dia maksud bukan “beku”, tetapi “santai” hahahaahahaa… Jadi Perc sedang nyidir saya, “Prima, kamu lagi kerja apa santai-santai aja?” 😀

Banyak bahasa Inggris prokem yang saya temui di US. Saya juga sedikit banyak belajar dari mendengarkan.

 

 

Berbicara dengan native bisa jadi adalah kendala saat kita mengucapkan suatu kata dengan pengucapan yang salah. Di sebuah toko elektronik, seorang kasir menanyakan alamat saya untuk di-input ke dalam database garansi.

“2009 Marden Road” (terdengar: 2009 Marden Rut)

“Marden Root?”

“Yes, Marden Root” saya jawab dengan pede. Si Mbak kasir bengong beberapa detik.

“Sorry sir, you mean Root, or Road?”

OMG, saya salah mengucapkan! Road itu dilafalkan seperti “Rowd” bukan “Rut”, pantesan si mbak kasirnya bingung. Saya pun sedikit banyak juga belajar bagaimana malafalkan suatu kata dengan benar.

 

 

Selain salah mengucapkan, salah mendengarkan juga tidak jarang terjadi. Suatu ketika kami kedatangan student baru dari South Africa turunan Scotland, Ross.  Ross ini tentu saja seorang native speaker, dia berbicara ala british dengan kecepatan yang bikin saya harus fokus saat berbicara dengan dia. Saya merasa ada di film Harry Potter saat itu.

“Ross, well, Art will drive you to the store”

“Oh, hiwud?”

Saya bengong sebentar, dia ngomong apa ya? Apa itu suatu kata?

“Sorry, what you say?”

“I said, He would?”

Hahahahah…sodara-sodara ternyata dia mengucapkan dua kata itu dengan cepat, dan saya nggak menangkap maksudnya, jadi dia seperti menekankan seperti kata “beneran?” atau “serius nih?” His English is just too beautiful for us… 😆

 

 

Nah, begitu kira-kira beberapa cerita lucu seputar belajar Inggris selama saya berada di Amerika. Kesalahan dan kelucuan itu justru membuat banyak peningkatan yang cukup signifikan terutama untuk kemampuan mendengar dan berbicara saya sekarang. Semua ternyata berawal dari “mendengarkan” kan?

Mulut memang bisa kita atur-atur bagaimana outputnya, tetapi telinga adalah indra yang sifatnya menerima saja, jadi apa yang kita dengar akan segera menjadi pembelajaran bagi kita. Maka dari itu jangan menyia-nyiakan indra yang satu ini. Di manapun, kapanpun, jika kita bisa mendengarkan Bahasa Inggris maka cobalah untuk menyimak. Bisa jadi lagu, bisa berita, film atau percakapan orang asing. Tentu saja diiringi oleh keberanian mencoba berbicara juga. Mudah-mudahan kita bisa karena biasa.  Semangat!



Lomba Blog 2010 Berhadiah Jutaan Rupiah | belajaringgris.net
Tiada Hari Tanpa Bahasa Inggris
artikel ini didukung oleh belajar hipnotis

 

PS: Thanks to all my friends mentioned above, miss you guys 🙂

55 responses

  1. gua juga awalnya paling bingung kalo disapa orang ‘whats up’.
    sampe gua tanya lho ama temen gua yang bule. hahaha.
    whats up itu kayak di bhs indonesia “lagi ngapain aja lu?”

    jadi kalo emang mau ngobrol panjang ya jelasin aja lagi ngapain. misalnya lagi ngerjain ini atau lagi apa gitu.
    tapi kalo males ngomong karena cuma sekedar basa basi, jawab aja not much atau not too much.

    kalo how you doing atau how’s it going baru dijawab fine/good.

    15 January 2011 at 8:27 AM

    • Haahhahaha…thanks mas arman tambahannya… ternyata bukan cuma gw aja yang plonga-plongo, hihihihi…

      15 January 2011 at 8:50 AM

  2. Kalo saya yakin dikau pembelajar yg baik dik
    Bahasa Inggrismu lancar
    Pokoknya sukses selalu!

    15 January 2011 at 9:41 AM

    • amin kang…

      17 January 2011 at 5:06 PM

  3. hahaha..
    Terima kasih mas Prim, pengalamannya! 😆
    lebih mudah ya belajar english langsung ke percakapan dari pada hanya menghafal teks dan kosa kata doang!
    hemm,, sukses buat kontesnya! 😀

    15 January 2011 at 10:58 AM

    • maaksih mashury… 🙂

      17 January 2011 at 5:05 PM

  4. Ha ha ha ha (^o^)
    Benerrrr,, sebenrnya kita bisa karena banyak latihan cuy
    Gw kalau ngomong ama atasan gw yg bule
    Gw selalu coba dengan baca bibir sama ekspresi wajah mereka
    Paling gak gw bisa menghubungkan banyak hal dah
    He he he

    15 January 2011 at 10:59 AM

    • sering2 aja put, biar makin tajam terasah! 😀

      17 January 2011 at 5:05 PM

  5. hihihih,,, ikutan nyimak percakapanmu mas prim, lucu2,, hehe..
    emang susah bener kalo aksen yg beda2, pernah ngomong sama orang korea, saking bingungnya, akhirnya ya.. yup.. n yes doang.. hihihi…

    eh,, ini kontes ya?? sukses di kontesnya ya mas Prim.. 🙂

    15 January 2011 at 11:28 AM

    • makasih mbak iyha… 🙂

      17 January 2011 at 5:05 PM

  6. Hemh…kayaknya january februari…
    Kakak bakal dapat duit banyak nih.
    25 Jan dapet 500 ribal.
    20 Feb dapet 400 ribal.

    Jangan lupa ya nanti jatah saya kak.

    Wkwkkwkwkw.

    Oh ya lama nih saya nggak mampir kemari, maaf ye kak.

    Pis…

    BTW saya ga sempet komen ke artikel2 sebelumnya nih.
    Tp sempat saya baca kok, dimulai dari doa nur, sampai retro vs vintage

    Hahahhaha…

    15 January 2011 at 11:50 AM

    • hihihihihi…lebay… tapi makasih ya optimismenya… I just do my best bumi…

      gak papa, saya juga sempet sibuk nih… 😦

      17 January 2011 at 5:05 PM

  7. Gue ngikut mampir ya bang…

    Hahahahahha..pis…

    15 January 2011 at 11:51 AM

  8. betul2 semuanya bisa karena lingkungan di sekitar kita…sama halnya orang bule kalo ngomong bahasa indonesia biasanya malah dibilang “speak bahasa” yang artinya “berbicara dalam bahasa indonesia”… btw..banyak juga ya temen2 bulenya dulu…

    15 January 2011 at 1:46 PM

    • 🙂 iya mas… nasib baik aja…

      17 January 2011 at 5:02 PM

  9. Duh, ngebayangin ngomong “don’t you think” tiap akhir kalimat, rasanya lidah keseleo terus. 😆

    Hoooooah, saya takjub Mas Prim bisa ngerti orang sana yang bicara dengan aksen british. 😯
    Selama ini saya nonton pilem asal UK, tanpa subtitle, bingung sendiri seperempat mati…. 😆
    Tapi, saya tetep suka dengan aksen british. Unik. Pengucapan ‘R’ gak terlalu jelas, bahkan menurut saya malah gak dibaca tuh huruf ‘R’, gak kayak aksen amrik yang baca ‘R’-nya ditebel-tebelin. Saya mencoba ngomong inggris dengan aksen british (ceritanya niru2 gitu… :D), ternyata lebih enak ketimbang dengan aksen amrik biasa. *logat medok tetep ada* 😆

    15 January 2011 at 2:23 PM

    • Oh ya, juga untuk huruf ‘U’ yang biasanya dibaca ‘a’ oleh aksen amrik, sama aksen british dibaca ‘u’ jelas. Contoh, “cup”, biasanya “kap” kita baca, tapi orang UK biasanya ngomong “kup”. 😀

      15 January 2011 at 2:30 PM

    • saya juga gak ngerti kok mas, cuma mang harus berusaha… makanya saya tulis kalau british english tuh terlalu indah buat saya, hahahah…sampe gak ngerti! 😀

      17 January 2011 at 5:02 PM

  10. Saya apalnya cuman Oh No Oh Yes dowang Mas…

    15 January 2011 at 3:31 PM

    • waduh om, sering nonton film apa? 😳

      17 January 2011 at 5:01 PM

  11. hahaha, saya juga toefl nya poor mas hihihi, ..

    15 January 2011 at 6:15 PM

    • ayo semangat!

      17 January 2011 at 5:00 PM

  12. r10

    pantas aktor/aktris peraih oscar berjuang keras belajar dialek bahasa tokoh yg diperankannya 😀

    15 January 2011 at 7:17 PM

    • iya mas, lha belajar aksen tuh gak sebentar lho…hahahahaah…

      17 January 2011 at 5:00 PM

  13. Emang bener mas.
    Fasih dalam berbahasa inggris itu akan lebih mempan kalo kita cenderung aktif bergaul dengan bule.
    Mau tidak mau kita akan mencoba belajar dan mengerti akan apa yang ia maksud.
    Bahasa inggris itu prakteknya kudu rutin! 😀

    15 January 2011 at 10:04 PM

    • yup! bener!

      17 January 2011 at 5:00 PM

  14. kalau yang bahasa slank itu mungkim sama dengan bahasa gaul sini ya….
    are you chilling?… no, it’s hot… ha..ha…, ternyata salah

    jauh kemana2 artinya chilling ya…. beku sama santai

    15 January 2011 at 10:16 PM

    • hihihihi… aneh kan bunda, makanya saya bingung 😀

      17 January 2011 at 4:59 PM

  15. tapi-tapi-tapi aku sampe skr juga gak bisa-bisa bahasa inggris, padahal dah sering nonton film inggris juga (yaiyalah wong pake subtitle) malahan makin lama kemampuanku malah makin berkurang mas 😀

    16 January 2011 at 4:44 AM

    • makanya di asah terus mbak, aku juga ngerasa makin lelet nih 😛

      17 January 2011 at 4:59 PM

  16. aslih

    “miyuk”…??? huahahahahahahaha….
    cowo gue juga gitu pim… awal ketemu,susah banget ngertiin dia… maklumlah aksen Brazillian susah dimengerti.. tapi dsarnya bisa karena biasa…. ya “miyuk” dah kedengran jamak di telinga gue.. hahahaha

    16 January 2011 at 10:09 AM

    • nah, ini saksi lain atas kebenaran kata “miyuk” hahahahah….

      17 January 2011 at 4:58 PM

  17. wah saya harus kursus nh biar kayak mas,,hehe^^

    16 January 2011 at 2:52 PM

  18. kalo ngomong ama bule masih mending keliatannya , tapi ketemu afro afrika yang ngomong whats up ama chilling … mesti kursus basa gaulnya amrik ya 😀

    16 January 2011 at 4:44 PM

    • afro-america maksudnya? iya, mereka nge-rap abis kalo ngomong..hahahaah

      17 January 2011 at 4:51 PM

  19. Miyuk miyuk, jadi nyengir sendiri ngebacanya 😛

    Dooohh.. .
    Sudah lama banget kayaknya gak bersinggungan dengan Bahasa inggris, paling ketemu difilm.
    Jadi kepingin menajamkan telinga lagi nih kalo nonton film asing, biar gag gagap gagap banget ‘ma bahasa inggris.

    16 January 2011 at 6:23 PM

    • yup, itu beneran lho…hahahaah… ayo mas, mau ngobrol sama saya gimana? boleh2…*songong, hahahahahah

      17 January 2011 at 4:51 PM

  20. Ann

    Aku juga gak pernah kursus, belajar Inggris dari DVD kartun Disney/Pixar kalo pengen gaul ya banyak2 dengerin Snoop Dogg, Flo Rida, Soulja Boy1 🙂
    Kalau menurut aku, kita bisa cuma kurang PD aja, beda dengan orang Philippine

    17 January 2011 at 9:13 AM

    • yoi mas, banyak cara untuk belajar, gak tentu harus didepan meja belajar kan… 🙂

      17 January 2011 at 4:50 PM

  21. Hahahahah

    Dia ikutan juga,…disertai denagn gambar pula….seru!!!

    Emang lombanya belum tamat yah?

    😀

    17 January 2011 at 10:40 AM

    • Can I have miyuk please :mrgreen:

      17 January 2011 at 10:41 AM

      • pasti ntar ngetes ke bule brazil, wkakakakka

        17 January 2011 at 4:48 PM

    • oh yeah, kita saingan dunk…wkakakaakak

      17 January 2011 at 4:49 PM

  22. wah kalo bahasa inggris , jangan ditanya dah. nilai saya jelek terus 😀

    17 January 2011 at 11:38 AM

    • hahahahah,,,, ayo mas semangat!

      17 January 2011 at 4:43 PM

  23. ikut menyimak dan belajar bahasa inggris dgn bermacam dialek disini 🙂
    salam

    17 January 2011 at 12:05 PM

    • silahkan bunda 🙂

      17 January 2011 at 4:43 PM

  24. Huahahaha…
    lucu juga ya kejadiannya…

    Tapi aku setuju banget tuh Prima…
    Karena setahu aku,
    dalam belajar bahasa *apa pun itu*
    Ada korelasi yang kuat antara membaca & menulis…*kalo seneng baca b. Inggris, minimal pinter nulis*
    dan korelasi antara mendengar dan bicara *kalo sering denger b. Inggris, pinter ngomong*

    Trik ku dalam belajar b. Inggris mah *karena belum seberuntung Prima bisa tinggal di US*
    Sering2 nonton film tanpa teks, dan kalo pun terpaksa, teks nya pake b. Inggris,
    Kalo di film sering keluar tuh idiomatic expression nya ato bahasa slang nya…

    Ops..kepanjangan ya…hihihi…Sori Prim 🙂

    18 January 2011 at 12:04 PM

    • mbak erry pinter banget sih…. 😳
      artinyas aya kudu banyak baca nih…wkakakakakka….

      Yup, saya suka pake teks english mbak, biar sekalian belajar, tos, tos, tos….

      18 January 2011 at 7:57 PM

  25. Wah Prim, “No Perc, It’s hot!” bisa diartikan aneh-aneh :p

    *Bukan bermaksud sombong nih.. hanya berbagi*

    Dulu waktu kerja di Mentawai, saya kerja dengan seorang Amerika, dan kalau ngomong sama saya, kentara banget aksen Amerikanya, sehingga saya seringkali bilang “excuse me?” atau “pardon?” atau “sorry, what did you say?”

    Sampe si bos saya itu nyangka saya ini ada gangguan pendengaran. Untunglah dia akhirnya nyadar bahwa setiap kali ngobrol sama saya, dia berasa lagi ngobrol sama native speaker, jadi logat Amriknya keluar deh. Katanya, pronunciation saya bagus, horeeeee… 🙂

    Jadi kesimpulannya, kayanya kalau saya ditaroh di Amerika, saya punya problem yang sama dalam listening, hehehe…

    Untuk listening kayanya paling bagus dilatih dengan nonton film dan dengerin lagu. Kalau untuk prounciation, bisa pake nyanyi2 di kamar mandi walaupun suara sember, hehehe :p

    18 January 2011 at 7:34 PM

    • hihihihi, iya mbak saya tau kok… 😛

      Waaahhh…keren, hihihhihihihi…. english saya juga kebawa logat amrik *ya iya lha! kesannya selengean, padahal iya juga sih, 😛 wkakakakka…

      Listening pasti problem umum semua orang indo, paling deg2an kalo ke kantor pemerintahan, padahal di US sendiri orang mexican englishnya lebih parah tau…hihhiihhhi…

      pengen denger suara mbak, sesember apa ya…kikikikikikiki

      18 January 2011 at 8:02 PM

      • believe me, you better didn’t know.. nanti kamu menderita. seperti yang diceritain di postingan kamu yang terakhir, hahahaha…. 😀

        20 January 2011 at 8:02 AM

  26. nana

    I like “Miyuk”…bkin ngekek..hahaaa 😛

    22 January 2011 at 8:44 AM

  27. ”MIYUK” , makes me LOL
    btw, nice infonya, lucu…
    sbenernya gw skrg jg lagi belajar english yang ”english”, maksud gw englishnya british, karena menurut gw , bahasa inggris yg asli kn dari UK sono..and to be honest, british tu terkesan Posh dan lebih intelek aja..hehe,ini pandangan pribadi sih…
    tapi ternyata, susaaahhh belajar aksen british, pronounciation.nya,spellingnya,super detail, ga ngasal..ckck..tp itu tantangannya…

    26 April 2012 at 4:19 PM

  28. Allan Karim

    whahah,,, lucu gila bos..

    21 April 2013 at 9:35 AM

Leave a comment