Frames, Green, Rustle and Sweet Tea

Archive for 25 February 2011

(Whatever) Shoot!

Sahabat,

Saya sering mendapat pertanyaan, Kamu pakai kamera apa? Pasti bagus dan mahal kan?

Wah pantes saja hasilnya bagus-bagus, kamu pake DSLR?

Ada saran gak kamera yang bagus apa?

 

Saya biasanya secara simple akan memberikan jawaban praktis tentang merk dan pandangan saya terhadap suatu produk sepengetahuan saya. Tetapi tidak lupa juga saya selalu memasukkan “pandangan” saya terhadap dunia photo-photo ini secara emosional. Lho maksudnya apa?

Saya biasanya akan mengangkat masalah apa yang selama ini orang pikir tentang dunia photo-photo dengan padangan pribadi atau dari “hati”. Terinspirasi dari postingan seorang photo-blogger, Odee, yang mengangkat masalah “memotret dengan hati” yang sangat menarik sekali! Saya akan sedikit memadukan pemikiran saya dan pemikirannya, dan berharap bisa menginspirasi sahabat juga.

 

 

Sahabat,

Memotret itu adalah kegiatan yang pada dasarnya disukai oleh setiap manusia. Kita ingin mengambil banyak gambar di berbagai kesempatan adalah wajar. Tidak heran harga kamera semakin murah dan beragam. Kamera tidak lagi menjadi barang mewah. Bahkan di handphone pun kita bisa menemukan kamera. Angkat tangan siapa yang hape-nya mempunyai kamera? 😀

Nah, semua kamera pada dasarnya di setiap levelnya adalah baik –kecuali kamera rusak. Tidak ada yang buruk atau lebih buruk. Tinggal sebanyak apa kamu menekan shutternya dan sesenang apa kamu melakukannya. Beberapa orang terkesan malas-malasan karena merasa tidak berbakat, meskipun mempunyai hape berkamera yang ditenteng kemana-mana. Beberapa orang merasa tidak percaya diri menampilkan hasil kamera hapenya di blog atau di sebuah halaman di internet. Beberapa orang menunggu untuk memiliki DSLR untuk kemudian baru akan belajar dan rajin memotret. Kenapa tidak sekarang??? TIDAK BAGUS?

 

Break the rules! Mengapa harus berpatokan pada suatu pemahaman dan aturan bahwa photo hasil DSLR adalah bagus? Mengapa kita terpatok pada aturan teknis, penggunaan mode ini mode itu, pencahayaan ini, pencahayaan itu, iso ini iso itu? Mengapa kita diam dan melihat saja hanya karena alasan malu dan tidak pede? Lalu kita seperti tertinggal jauh dari mereka-mereka yang dengan riangnya memotret apa saja?

 

 

Sahabat,

Di luar dunia bisnis photography yang komersial, renungkanlah apa yang sebenarnya kalian inginkan saat memotret? Apakah hanya ingin pengakuan dan penyetujuan? Apa sekedar menyenangkan orang saja? Hmmm, cobalah memotretlah dengan hati. Memotretlah karena kalian mau. Memotretlah karena kalian bahagia melakukannya. Tidak perlu kita memikirkan apa yang orang sedang pikir, apa pendapat orang jaman dahulu, aturan teknis memotret, aturan-aturan klasik yang mencengkram kita dari kebebasan. Memotret itu adalah dari kita dan untuk kita, tidak ada aturannya! Mereka menyebutnya Expressive Photography. Be free and happy!

 

Langkah selanjutnya dari pelarian kita ini adalah “Sharing”! Yah, berbagilah dengan bahagia dan tanpa beban. Tidak semua orang percaya diri berbagi hasil jepretannya dengan orang di luar sana. Kenapa harus ragu? Photo adalah bahasa universal di seluruh dunia, bercerita dengan photo, berbagi kebahagiaan dengan photo, dan rasakan sensasinya saat kita menerima kejutan-kejutan dari yang mereka katakan! Berbagi bukan berarti pamer. Berpeganglah pada prinsip bahwa kita memotret dengan hati dan bahagia melakukannya, jika nanti ada yang menjudge buruk hasil karyamu, tidak perlu sedih! Hey itu wajar kok, this is my expressive photography. Setiap orang punya selera dan pendapat. Kenapa harus sedih dengan selera kita sendiri? Tidak ada yang salah dengan setiap langkah yang kita ambil ke depan. Yang salah adalah yang tidak melangkah! Percayalah semakin sering kita melangkah ke depan, semakin kita tahu bagaimana melangkah dengan lompatan paling jauh! 😀

 

Sahabat,

Memotret bukan milik para photographer saja. Siapapun boleh berbagi gambar dan foto. Jika sekarang sahabat bingung ingin posting apa, mengapa tidak mencoba berbagi photo hari ini? DSLR, Compact, phone-camera, semua adalah sama-sama kamera. Do your (whatever) shoots! Tunjukkan pada dunia bahwa kita sedang bahagia, bahwa kita melihat sesuatu di luar sana, bahwa kita ingin mereka tahu apa yang hati kita rasakan. Tidak takut memotret adalah modal awal. Saya sendiri dulu tidak takut memotret meskipun hanya dengan kamera hp, lihat apa yang saya ambil! Foto-foto ini hanya diambil dengan kamera hp 2 MPix tanpa editing!

 

Ada cerita di baliknya, ada ekspresi dan ada rasa ingin berbagi…


Saat saya kursus menyetir…

 

 


Kursi-kursi di sebuah kondangan di Jakarta…

 

 

 


Lantai angkot di Bogor…

 

 

Abang pisang keju…

 

 

 


Bersantai di kamar kostan temen di Bogor…

 

 


Saat sebuah nama tertulis di pallet kayu di Amerika

 

 


Genteng kostan di pagi hari…

 

 


Antena tivi di senja hari…

 

 


Saya suka sepatu ini, sangat nyaman untuk bekerja!

 

 


Berapa lama baju kotor ini tidak dicuci??

 

 


Ssssttt… ini di Brunei!

 

 

Ada yang tahu apa nama kacang ini? ini saya temukan di bawah pohonnya…

 

 

Kamera itu seperti perpanjangan mata dan hati kita. Mereka menunggu jari-jari kita menekan shutternya. Jadi apa yang kita tunggu? Keep going, keep shooting, keep sharing! It’s free!

 

Salam Jepret!

 

PS: jangan lupa ikuti KUIS HEADER IMPIAN ya!