Frames, Green, Rustle and Sweet Tea

Archive for 22 February 2011

Cerita Lucu di balik Bintang Radio

Hehehehehehee… cerita ini ditulis karena Mbak Devi tiba-tiba menuliskan pernyataan di blognya bahwa saya dulu juara bintang radio, walah-walah gossip cepat beredar, serius saya bukan mau pamer bintang radionya tapi cerita lucu di baliknya… 😀

 

“Prim, anterin gue yuk daftar bintang radio!” seorang teman saya mengajak saya dengan penuh antusias. Dia adalah teman kuliah saya, juga teman satu kostan, dan juga teman satu paduan suara. Saya lupa kapan tepatnya, mungkin sekitar tahun 2007. Saya masih kuliah di Bogor pastinya.

Saya sempet bertanya sama teman saya, Bintang Radio apaan sih?

“Itu lho kaya ajang pencarian bakat, tapi di radio, sudah ada sejak jaman dahulu kala. Rio febrian, Titik Puspa, Ruth Sahanaya kan jebolan bintang radio!”

Saya cuma ngangguk-ngangguk. Membayangkan acara itu bakal rame dan dipenuhi ababil yang antusias ikut audisi seperti acara idol-idolan di tv 😀

Singkat cerita saya mengantar teman saya ke RRI Bogor. Jujur itu pertama kali saya ke radio milik pemerintah yang tertua itu. Ternyata suasana di sana tidak seramai yang saya kira. Teman saya buru-buru menanyakan di mana tempat pendaftarannya, dan sampailah kami di tempat pendaftaran.

Ternyata seleksi bintang radio di bogor ini adalah seleksi bintang radio untuk kawasan Bogor, Cianjur, dan Sukabumi, juara pertama akan beradu di Jakarta di tingkat Nasional. Si Ibu pendaftaran dengan antusias menjelaskan prosedur dan aturan mainnya kepada kami.

“Itu temennya gak sekalian daftar” seru si Ibu tiba-tiba menunjuk saya. Saya menoleh sambil pamer gigi: *maaf ye bu, saya cuma pengantar! 😛

“Prim, hayuk, ikut aja, sepi tau yang daftar!” teman saya seperti mendapat angin.

“Iya saya yakin pasti menang deh… “ Si Ibu makin giat merayu.

Akhirnya dengan menimbang kata : sepi pendaftar, saya mendaftar dan melayanglah duit Rp. 20.000.-. Oh iya, lagu wajib yang harus dibawakan peserta pria: Dealova – Once DEWA, dan sebagai lagu pilihan saya milih: Kejujuran Hati – Kerispatih. Eits, bukan saya ngoyo pilih lagu itu ya, lha dari 7 lagu pilihan yang saya tau cuma lagu itu! *gubrak 😀

**

 

Hari audisi telah tiba. Peserta yang datang banyak, yang pasti cewek dan cowok lebih dari 100, peserta pria saja kalau tidak salah sekitar 80 orang. Jangan tanya dandanan mereka, ngartis banget! Saya? Mahasiswa banget, kemeja, jeans, plus ransel yang digendong kemana-mana 😀

Saya juga malah lupa nomor peserta saya berapa, hahahahaha… Tiap peserta masuk ke dalam ruangan dan kemudian menyanyikan sepenggal lagu di depan 3 juri yang masing-masing mewakili profesi dalam bisnis entertainment *halah, katanya sih begitu. Yang saya ingat ada juri AMI Award di antaranya 😛 Ruangannya sih bener kedap suara, cuma corong speakernya ke luar! Wkaakakka… jelas kita bisa mendengar peserta di dalam yang sedang berdendang, alamak! Saya nervous! Dalam ati, sialan tuh teman gue ngajak-ngajak ikut audisi, bisa malu 7 turunan nih gue kalo false!

Nomor saya akhirnya dipanggil masuk ruangan. Saya masuk ke dalam, melihat 3 juri, dan dipersilahkan menyanyi. Kesalahan pertama saya adalah saya tidak hafal lirik dan mencatat liriknya di selembar notes, dan saya dengan lugunya nanya, “Boleh baca liriknya?” Seorang juri berkata dengan agak judes, “Kamu siap ikut audisi tidak?” Ya sudah, saya cuma berbekal ingatan, dan mulai menyanyi lagu kerispatih itu sampai reff pertama. Yes, beres!

Pengumuman hasil audisi dilaksanakan hari itu juga, 15 menit setelah semua peserta selesai audisi. Untuk penghematan waktu, mereka memutuskan langsung memilih 10 finalis, tidak seperti prosedur awal yang memilih 20 peserta pria, dan 20 wanita untuk semi final. Sehingga semua pserta mendengarkan pengumuman itu dengan hati cenat-cenut. Saya? Saya sih lempeng aja, karena emang gak ngarep apa-apa, coba-coba berhadiah aja.

Astaga! Nomor saya masuk 10 besar! Kok bisa? Teman saya yang ngajak saya malah gak masuk. Oh iya, dari 10 orang itu, ada vokalis band kampus juga, dari mukanya aja saya sudah kenal, dan kaget aja bisa kepilih satu final sama dia! Hihihihihiii.. mungkin suara saya gak jelek-jelek amat ya… 😀

Hari itu juga kita melakukan take nada dasar, konsul ke pianis dan guru vocal, pemotretan, plus ada latihan satu kali sebelum final, hahahahhaa… asyik juga lho pernah ngerasain jadi artis-artisan begini 😀

**

 

Seminggu berlalu, hari final itu tiba. Hotel Salak, Bogor menjadi saksi malam itu, manggung perdana saya, hahahahaa… saya cuma pake jas hitam, kaos garis-garis, jeans hitam ,dan sepatu putih. Dari semua yang saya pakai itu, cuma kaos yang memang asli punya saya, sisanya minjem! 😀

Para finalis menyanyikan lagu wajib dan pilihan secara bergantian antara pria-wanita. Saya nomor 6 kalau tidak salah. Oke lha, intinya saya tampil dengan memukau– sampe saya terpukau mengingat diri sendiri, ngapain aja tadi? Muter-muter di panggung tanpa tujuan, tangan kesana –kemari, mata ke langit-langit ruangan, hahahahhaa… bener-bener gak gaya! Amatir abis! Sudah lha, yang penting berani, ya kan… 😛

Oh iya supporter saya cuma dua teman kampus, Anto dan Ema, hahahahaa… gak kurang gak lebih! Seketika saya beres menyanyi, saya sudah yakin tidak menang, dan mengajak Anto dan Ema untuk cabut dari Hotel Salak, lokasi lomba.

“Serius lu mau balik, gak nunggu pengumuman??”

“Iya, gue dah lapar, kita cari makan dulu, terus balik ke kampus” Saya tanpa basi-basi melenggang meninggalkan ruangan bersama dua teman saya itu. Oh iya, sebelum pergi saya sempet pamit sama seorang finalis lain, kalau saya balik dulu, terus dia tanya, kenapa? Saya jawab sekenanya: Gue laper!

Seafood pinggiran jalan akhirnya menemani makan malam kami, entah kenapa saya jadi laper banget setelah adegan uji nyali di atas panggung itu. Saya dan dua teman saya itu sempat foto-foto, membahasa penampilan “autis” saya, dan becanda seperti biasa. Kita pun naik angkot dan pulang ke kampus Darmaga.

Tiba-tiba saat saya di atas angkot, teman sya menelepon.

“Cuy, Selamat lu juara 5, Gile keren, keren…, gue dengerin barusan di radio!”

Saya sempet bengong… beneran tuh?

Saya dengan lugunya bilang, “Cuy, gue di angkot lho mau pulang ke kostan”

“Haaaaahhhhh??? Gila lu!”

 

Sodara-sodara ternyata saya juara 5 dari 10 finalis itu, hahahahahaaa.. dan juara yang mendapat hadiah adalah juara satu sampai enam. Artinya nama saya dipanggil dan maju ke depan menerima piagam, hadiah, dan foto bareng. Tapi semua terlewatkan, karena saya dengan antengnya sudah duduk manis di dalam angkot! *Gubrak

Tidak lama, teman finalis yang tadi saya pamitin, menelepon saya.

“Prima! kamu pulang? Nama kamu di panggil, aku juara 3, kamu juara 5”

“Aku dah di angkot tuh, hahahahahaha”

“Oh, iya tadi aku bilang, kamu dah balik duluan, cari makan, wakkakakaka, akhirnya kamu diwakilin juri”

“Hahahahahahaha” alasan yang sempurna banget kan, sempurna dodolnya… 😀

**

 

Besoknya saya ke RRI untuk ambil hadiah. Semua tim melihat saya seperti geregetan campur bingung karena tadi malam saya tiba-tiba kabur. Mereka menyayangkan ketidakhadiran saya, padahal banyak acara ini itu setelah final itu. Jangan tanya deh gimana mereka mewawancarai saya kesana –kemari. Saya cuma jawab, saya gak yakin menang, makanya pulang duluan 😛 HUffff… Emang saya lagi gak rejeki waktu itu, jadi gak ikut merasakan indahnya panggung juara  😛

Meskipun cuma juara 5, hadiah souvenir dan tabungannya lumayan bisa bikin tersenyum. Saya pun pulang bersama mobil teman saya, dengan membawa trophy berbentuk mic itu dengan mata tidak percaya, ya ampun, kok bisa ya???

BTW, si vokalis band yang ikut final malah gak juara lho… Hahahahahah… *nyombong colongan. Oh iya, saya sekarang malah kangen pengen nyanyi-nyanyi lagi, cuma kok makin hari suara makin seret dan gak jelas lagi… *kayanya kebanyakan makan gorengan bikinan mama, gak gak gak… 😀

Anyway, Thanks ya RRI Bogor yang sudah memberikan kenangan lucu ini 😀

Happy Blogging!


PS: Akan ada kuis lho di blog ini dalam waktu dekat, tunggu pengumamannya ya! ^^