Frames, Green, Rustle and Sweet Tea

Pohon “Kitiran”

Masa kecil saya di Kalimantan, memang dekat dengan alam. Komplek Perumahan PG. Pelaihari memang berada di tengah rimba dan kebun tebu. Jadi wajar saja kalau saya dan teman-teman akrab sekali dengan kegiatan outdoor dan petualangan di alam bebas, kalau istilah jawanya: blasak-blasak!

Di belakang komplek saya dulu ada sebuah hutan, khas hutan hujan tropis kalimantan, yang ditumbuhi semak dan pohon besar. Beberapa titik tanah kosong di sekitar perumahan itu sudah mulai digarap oleh warga sebagai kebun, meskipun tidak banyak, dari ketela pohon, ubi jalar, jagung dan lain-lain. Sehingga saya dan teman-teman harus masuk lebih dalam ke hutan untuk bermain, soalnya kalau main di kebun orang bisa dimarahin, suka bikin rusuh dan porak poranda kebun, hahahaha…

Suatu hari saya mungkin masih duduk di kelas 2 atau 3 SD, teman-teman saya mengajak saya berpetualang ke dalam hutan. Iseng-iseng kami ingin mencari biji-bijian berwarna abu-abu kehitaman seperti manik-manik, yang bisa di bikin kalung dan gelang, uniknya biji-bijian itu punya lubang di tengahnya sehingga gampang untung dirangkai dengan benang…entah apa namanya. Ada yang tahu?

Banyak cerita tentang seramnya hutan itu, banyak anak-anak yang lebih besar mengatakan agar kami tidak masuk hutan terlalu jauh, karena bisa tersesat. Meskipun ragu-ragu, dengan dalih mencari sumber biji-biji itu lebih banyak, toh akhirnya saya ikut acara masuk hutan itu dengan berpesan pada diri kami untuk mengingat setiap jalan yang kami lalui agar bisa kembali pulang. Saya lupa, mungkin kami berjumlah sekitar 4-5 anak.

Petualangan itu di mulai setelah pulang sekolah. Diawali dengan melalui kebun-kebun, pisang-pisang, sampai alang-alang, dan aliran sungai kecil yang masih jernih… Tapi sampai sejauh itu, kami belum menemukan tanaman manik-manik itu. Kami mulai kelelahan. Kami memutuskan untuk istirahat di bawah pohon. Beberapa orang mengeluh dan mengajak pulang. Kami mulai makan buah rambusa dan ciplukan yang kami temukan di sepanjang perjalanan. Ada yang tau tanaman ini? 😀

Rambusa (Passiflora foetida) masih satu keluarga dengan markisa, buahnya kecil seukuran duku, rasanya asem-asem manis, katanya sih itu makanan ular, hehehehe…

Sedangkan ciplukan (Physalis angulata), sekarang dikenal sebagai salah satu tanaman herbal yang kaya manfaat dan unsur obat. Rasanya manis jika sudah masak, plus ada rasa khas yang ciplukan yang tidak bisa saya gambarkan dengan kata-kata 😆

Tiba-tiba seorang teman saya mengambil sesuatu dari tanah. Sebuah benda seperti kelereng kecil dan bersayap.

“Woy ini kan… biji pohon…pohon… apa ya namanya? Tau nggak?” tanya dia ke anak-anak yang lain.

Kami menggeleng-geleng tidak tahu.

“Ini biji kitiran!” kata dia asal.

“Kitiran???” kami melihat benda asing itu.

Teman saya kemudian melempar biji bersayap itu ke udara, dan biji itu kembali ke bumi sambil berputar seperti baling baling bambu doraemon. Persis kitiran juga. Kami takjub!

“Wowwww… bagus!”

Teman saya mengajak kami untuk mencari pohon kitiran yang pasti ada di dekat sini. Kami bersemangat untuk menemukan pohon yang kami beri nama pohon “kitiran”. Agak susah juga karena kita harus melihat ke atas dan kebawah, mencari tahu pohon manakah yang pohon kitiran??

****************************************************************************************************************************

 Stop Press!

Hopea odorata

Famili: Dipterocarpaceae
Nama umum: Merawan (nama dagang untuk kayu dari beberapa jenis kayu keras ringan Hopea spp).

Penyebaran dan habitat
Asli Asia Tenggara, menyebar mulai India (Pulau Andaman), Myanmar, Thailand dan Indocina dan ke selatan sampai semenanjung Malaysia utara. Pada kebanyakan sebaran alaminya, jenis ini tumbuh di hutan tropis dataran rendah dengan tanah subur sampai ketinggian 300 m dpl, lokasi tumbuhnya tidak jauh dari sungai. Namun, populasi di India tumbuh di hutan basah selalu hijau pada ketinggian, jauh dari sungai. Pertumbuhan terbaik pada daerah bercurah hujan tahunan lebih 1.200 mm dan suhu rata-rata 25 – 27°C. Dapat tumbuh pada habitat yang beragam serta mudah dibudidayakan.

Pemanfaatan
Kayunya keras, ringan dan kuat, digunakan untuk konstruksi berat dan  ringan,  mebel, vinir  dan  banyak kegunaan lainnya. Kerapatan kayu 0,5 – 0,98g/cm3 pada kadar air 15%. Cocok ditanam pada tanah yang telah terdegradasi, juga banyak ditanam sebagai tanaman hias dan penaung. Kulitnya mengandung tannin tinggi, dapat digunakan untuk penyamak kulit, juga menghasilkan getah bermutu rendah (damar batu).

****************************************************************************************************************************

Akhirnya kami menemukan juga pohon kitiran itu, letaknya agak berjauhan dengan pohon-pohon yang lain, pohonnya tinggi dan lebat. di bawahnya kami banyak menemukan biji kitiran tersebut, mungkin ratusan jumlahnya, saya segera  mengantongi biji kitiran itu dengan kantong plastik yang kami persiapkan dari rumah untuk dibawa pulang.

Beberapa orang terlihat bersenang-senang dengan melempar-lempar biji kitiran itu ke udara, sangat menyenangkan bagi kami yang pertama kali menemukan biji bersayap aneh itu. Seorang anak malah naik ke atas pohon dan melempar banyak sekali biji kitiran yang sengaja diambil dari bawah, hahahaha… Kami girang dan tak henti bersorak.

Sampai pada suatu momen, tiba-tiba angin bertiup kencang beberapa kali, dan ratusan biji kitiran jatuh dari pohonnya. Itu adalah satu keindahan yang pernah saya lihat seumur hidup saya. Kami bersorak! Kami tertawa dan melompat. Biji-biji kitiran berputar, dan terbang jauh di tiup angin siang yang hangat, menyebar, berputar, berakrobat di angkasa, seolah-olah sedang menghibur kami yang kelelahan.

Biji-biji kitiran terbang jauh. Mereka kelak akan tiba pada suatu tempat yang jauh dari induknya, dan menjadi pohon kitiran muda dan akan menghasilkan lebih banyak biji kitiran. Tuhan sungguh Maha Indah…

Kami pulang. Meskipun tidak mendapat biji manik-manik, kami pulang dengan sekantong biji kitiran. Tidak henti-hentinya saya bercerita kepada teman yang lain, bahwa di dalam hutan ada sebuah pohon ajaib yang punya biji yang bisa terbang dan berputar. Itulah pohon kitiran. Saya memberikan biji kitiran ke teman-teman saya yang lain seolah-oleh ingin berbagi kebahagiaan tentang pengalaman indah tersebut.

***

Literatur dan gambar:

http://www.rimbundahan.org/environment/plant_lists/dipterocarpaceae/Hopea-odorata.jpg

http://lekowala.blogspot.com/2005/06/hopea-odorata-in-botanic-gardens_1156.html

http://bpthbalinusra.net/isbseedleaflet/99-merawan-hopea-odorata-roxb.html

http://kumpulanspasi.wordpress.com/2010/09/10/mengendarai-khayalan/

http://wikipedia.org

65 responses

  1. Saya iri dengan masa kecil sampean Mas. Indah, apalagi saat angin bertiup kencang dan biji2 kitiran rontok, sepertinya memang begitu indah (kayak judul lagunya padi haha)

    Waduh, kangen berburu ciplukan di sawah;

    16 April 2011 at 12:20 PM

    • Hahahhaha… aku ngerasa beruntung mas, waktu kecil jadi anak rimba… 😀

      18 April 2011 at 9:15 AM

  2. Oooooh makanya namanya kitiran… 😀

    16 April 2011 at 12:32 PM

    • padahal aslinya itu nama ngarang! 😀

      18 April 2011 at 9:15 AM

  3. Hee hee hee
    Gw gak ngalamin main di hutan,, cuma mainnn di lapangan ajaaa
    Masa kecil emang seru yaaa
    Kadang gw kasian ama anak anak kecil jaman sekrng
    Mereka lbh suka main ps darpada panas2ann diluar rumahh

    16 April 2011 at 12:37 PM

    • iya, adik gw aja gak tau ciplukan! parah kan!

      18 April 2011 at 9:15 AM

  4. Rambusa saya belum pernah menemui. kalo ciplukan & kitiran itu di tempat saya waktu kecil ada. 😀

    16 April 2011 at 12:44 PM

  5. yustika

    kalo di kampungku,ada juga yg biasa disebut kitiran, tp biji mahoni, warnanya cokelat..
    kalo terbang bisa muter2 gitu kayak kitiran.. 😀

    16 April 2011 at 1:12 PM

    • mahoni kan pait mbak.. wkakakakka…

      18 April 2011 at 9:14 AM

  6. wah saya belum pernah main dihutan ,seru juga ya

    16 April 2011 at 1:54 PM

    • 🙂 banget

      18 April 2011 at 9:14 AM

  7. Kalau ke sini memang tak boleh lewat hp ya, foto rambusa dan ciplukannya nggak keliatan. Yang lainnya ada. Puitis banget Prim gambaranmu saat biji kitiran ditiup angin, jadi bisa membayangkan. Lebih bagus daripada serat2 randu yang melayang?

    16 April 2011 at 1:58 PM

    • Thnaks bunda… serat randu melayang… hmm… kaya salju… ^^

      18 April 2011 at 9:13 AM

  8. Udah keliatan ding fotonya. Bunda udah sering makan buah2an itu. Aduh jadi ingat juga masa kecilku yang dekat dengan alam. Rambusa itu merambat dan daunnya agak berbulu kan? Dulu kami menyebutnya dgn nama lain, masih belum bisa ingat.

    16 April 2011 at 2:04 PM

    • Iya bunda… bunda bilangnya markisa hutan kali???

      18 April 2011 at 9:13 AM

  9. Wah, jadi inget masa kanak2 yg indah…

    Salam

    16 April 2011 at 3:45 PM

    • ayo, aku trigger biar cerita masa kecil blasak2…

      18 April 2011 at 9:12 AM

  10. Kitiran itu koq seperti daun pohon akasia ya ❓
    Senangnya bermain di hutan menginggatkan msa kecilku yang berenenag di kumbangan air banjir 😆
    **gak naymbung banget**
    tapi semua terasa senang dan menantang tapi kalau sekarang disuruh berenang di air seperti itu mending ngak deh.

    Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan

    16 April 2011 at 4:01 PM

    • iya mirip! cuma yang ini nyangkut sama bijinya yang bulat, sayapnya dua! 🙂

      18 April 2011 at 9:11 AM

  11. riez

    Masa kecil yg indah blasak-blasak…yang seru pastinya

    16 April 2011 at 5:11 PM

    • yup, yup, yup!

      18 April 2011 at 9:11 AM

  12. Jadi inget zaman kecil dulu suka jg blasak blusuk naik sepeda, sampe temenku ada yg kerasukan coz kita nyasar ke kuburan heuheu..

    16 April 2011 at 9:37 PM

    • Hahahahah…

      18 April 2011 at 9:10 AM

  13. Great photos as usual.

    16 April 2011 at 11:53 PM

    • Those are not my pictures… but thanks 🙂

      18 April 2011 at 9:09 AM

  14. Wah saya cuma tahu ciplukannya.
    Kalau saya ke hutan paling pas ndaki aja Mas

    17 April 2011 at 4:07 AM

    • 😀 ciplukan emang terkenal…

      18 April 2011 at 9:08 AM

  15. Jadi buah itu namanya RAMBUSA? Tanaman liar bukan ya Prim?
    Dulu waktu kecil dan sering diajak ke ladang cengkeh sama Bapak, sering nemuin buah itu, dan mujurnya selalu sudah matang tinggal makan hehehe tapi saya lupa namanya apa. Sekarang masih ada atau engga deh 😦 Udah lama banget g tau njejekin kaki di ladang 😀

    17 April 2011 at 7:04 AM

    • Iya itu liar, gak ada yang pernah nanam dengan sengaja, wkakakaa…

      18 April 2011 at 9:08 AM

  16. Mbakyu tary

    haaaaa………. jadi ingat masa kecil mas, kalau maen di kebun belakang rumah pasti nyarai buah ini, kalo di tempatku nyebutnya celepuk, paling suka yg gambar pertama rasanya masam2 gitu suka banget sama bentuk buahnya, lucu ada sarungnya heheheheh

    17 April 2011 at 7:24 AM

    • iya mbak, itu rambusa, markisa hutan katanya… 🙂

      18 April 2011 at 9:05 AM

  17. Rambusa itu ditempatku biasa disebut “Rambutan Aka” entah karena, rambut= merambat,rambut, Aka= Akar,, sedang cipluka dan kitiran saya lupa namanya,,
    saya juga anak hutan, sungai dan pantai sewaktu kecil 😀

    17 April 2011 at 8:08 AM

    • tos dulu mbak… heheheh…seneng ya mbak punya kenangan bermain di hutan…

      18 April 2011 at 9:03 AM

  18. Di tempat saya, Kitiran itu artinya baling-baling. Ada yang terbuat dari bambu, kayu dan kertas. Ada yang dijual juga oleh para penjual mainan anak-anak.

    Salam hangat dari Surabaya

    17 April 2011 at 8:13 AM

    • Iya pakde, saya juga taunya kitiran ya baling2… itu temen asal aja sebut, tapi emang muter2 sih, kaya kitiran… 🙂

      18 April 2011 at 9:00 AM

  19. Ha ha pengalaman yang sangat bagus Prima .. di tempatku besar tak ada semua itu ..

    Salut…

    17 April 2011 at 10:30 AM

    • Hahhaah.. masa sih om???? ciplukan kan terkenal… 😛

      18 April 2011 at 8:58 AM

  20. indah sekali bang…
    ciplukan saya ngerti,, dan kitiran taunya ya mainan kitiran itu, baling-baling… 😀
    kalau pohon kitiran belum pernah liat…

    17 April 2011 at 11:15 AM

    • Hahhahaah… itu juga temen asal aja sebut… mana tau dulu namanya merawan… 🙂

      18 April 2011 at 8:58 AM

  21. lia

    Rambusa itu di sini namanya markisa hutan
    Banyak di kebon sawit, Pim, hehe…..

    17 April 2011 at 11:45 AM

    • hahaha… iya, sekarang dah jarang di sini…

      18 April 2011 at 8:57 AM

  22. kalo keladi tikus punya fotonya gak mas…

    17 April 2011 at 6:16 PM

    • waduh, gak tuh mas… saya juga baru denger itu.. obat ya?

      18 April 2011 at 8:56 AM

  23. Rasanya belum pernah lihat pohon merawan a.k.a kitiran…di Pekanbaru.

    Kalo yang rambusa….kata temanku boleh dimakan..sama manusia.. bener, gak, prim ?

    17 April 2011 at 9:26 PM

    • iya, ntah dari mana mitos makanan ular, tapi saya suka kok, asem2 seger!

      18 April 2011 at 8:54 AM

      • nah lho.. dirimu udah nyicip tho, prim ?
        he..he… ^_^

        19 April 2011 at 10:24 PM

  24. Rusa sering di hutan
    karena Rusa emang tinggal di hutan 🙂

    17 April 2011 at 10:31 PM

    • aku jadi pengen sate rusa… kaya apa ya??? wuakakakakkaka….

      18 April 2011 at 8:54 AM

  25. Belum pernah liat pohon begituan (maklum, ngga pernah ke hutan 🙂 ) Kecuali ciplukan, dulu waktu kecil sering makan buahnya bersama teman2 yang tumbuuh di ladang

    18 April 2011 at 12:22 AM

    • yup! anak jaman sekarang gak tau ciplukan… padahal enak!

      18 April 2011 at 8:53 AM

  26. keren juga biji pohon kitiran. belum pernah liat lho gua prim…

    18 April 2011 at 2:57 AM

    • hihihihihi.. bisa ngebayangin kan bentuknya.. 🙂

      18 April 2011 at 8:52 AM

  27. asli kalimantan???
    kitiran itu bukannya bahasa Jawa ya?
    artinya kalao bahasa Indonesia baling2..

    18 April 2011 at 9:15 PM

  28. foto ciplukan itu aku suka banget 😳
    kalo ke pasar Beringharjo, kadang suka cari ciplukan. obat diabetes Prim.. coba aja makan agak banyak, pasti pusing soalnya kadar gula darah turun.. 😀

    kirimin satu dong prim biji kitirannya.. 😳

    19 April 2011 at 11:39 AM

  29. Lulusan IPB… hihihi… serba tau nama tanaman. bisa nyaingin Andrea Hirata nih, haghaghag.

    waktu kecil aku juga suka main biji-bijian, seringnya main adu buah kemiri. di jawa nggak ada ya pohon ‘kitiran’?

    19 April 2011 at 1:22 PM

  30. Di depan rumahku ada pohon kitiran itu….tapi aku lupa namanya apa…

    sayangnya, kalo kita habis mainan itu, kalo lupa cuci tangan, makanan yg dipegang rasanya jd pahit loh hehehe…

    ciplukan …huaaa…sampe sekarang aku msh sering berburu ciplukan di kebon pim….

    20 April 2011 at 8:34 AM

  31. Pingback: Jali-jali « Kisahku

  32. Pingback: Kaktus “Captain Hook” « PrimeEdges

  33. Pingback: Bermain Di Alam « Kisahku

  34. saya sedia biji-bijian dan barang dari alam lainya untuk di jadikan kerajinan silahkan di lihat mudah-mudahan memunculkan ide kreatif

    9 September 2011 at 3:55 PM

  35. saya sedia biji-bijian dan barang dari alam lainya untuk di jadikan kerajinan silahkan di lihat http://www.jualbijibijian.blogspot.com mudah-mudahan memunculkan ide kreatif

    9 September 2011 at 3:55 PM

  36. faisal siregar

    wahhhh cerita masa kecil emang menyenangkan !!!

    kalau di tempat saya pohon rambusa itu lebih di kenal dengan gambutan !!!!

    2 April 2013 at 3:01 PM

  37. Lukson girsang

    Mungkin masa kecil kami paling gila dan paling berani soalnya jaman sekarang ga ada lagi se berani jaman kami dulu,,, maklum kami dulu di kampung di salah satu desa di pinggirang danau toba pada usia 6-7 Tahun dengan menaiki batang bambu uk. 2 meter berenang sejauh 2 Km ke tengah danau itu, dan itu dilakukan tiap pulang sekolah hanya untuk bermain main saja..

    13 September 2013 at 4:43 PM

  38. Norma

    Itu biji pohon mahoni mas… kalo dimakan pait…. biasa
    ditelan utuh buat jamu…

    17 April 2014 at 2:55 PM

Leave a reply to Emanuel Setio Dewo Cancel reply